24

13.4K 1.2K 77
                                    

Sore ini Kara sudah di izinkan untuk pulang ke rumah, anak itu sedang membantu Naira mengemasi barang-barangnya.

"Bu, Anka mana? Dia gak pulang bareng kita?" tanya Kara yang sejak tadi tidak melihat kehadiran saudara kembarnya.

"Nanti habis sekolah Anka langsung pulang ke rumah, kamu udah selesai? Udah gak ada yang ketinggalan?" Naira berbalik menatap anaknya.

"Udah Bu, kita bisa pulang sekarang," jawab Kara tersenyum lembut pada Ibu-nya.

"Ayo" ajak Naira mengulurkan tangannya pada Kara.

"Aku jalan di belakang Ibu, Ibu jalan duluan" tolak Kara menghindar tangan Naira yang ingin meraih tangannya.

Naira menganggukkan kepalanya lalu berjalan keluar lebih dulu, Kara mengikuti langkah Naira dengan jarak yang cukup jauh. Sampai di loby seorang pria menghampiri Naira dan membantunya membawa barang-barang bawaan Naira.

"Permisi Nyonya, mobilnya ada di sebelah sini" ucap seorang pria yang menjemput Naira di rumah sakit.

Naira berjalan mengikuti pria itu, sampai di parkiran khusus. "Ayo masuk" ajak Naira pada anak bungsunya.

Kara dan Naira masuk ke dalam mobil, untuk pertama kalinya mereka berdua duduk di bangku penumpang bersama.

Dalam perjalanan, Kara terus memandang jalanan dari kaca mobil. "Ibu, sebentar lagi kan ujian. Terus kenaikan kelas," suara Kara memecah keheningan di dalam mobil.

"Iya, kenapa?" tanya Naira sekilas menatap anaknya.

"Kalau aku gak naik kelas lagi, berati aku bakalan tinggal di asrama kan?" ucap Kara menoleh ke arah Naira.

"Kalau aku tinggal di asrama sampai lulus sekolah, Ibu sama Ayah bakalan main ke asrama gak? Setiap hari libur," 

Naira hanya diam memalingkan wajahnya, dia tidak menjawab pertanyaan anaknya. Karena dirinya masih bingung dengan perasaannya, ia tidak ingin anaknya tinggal di asrama tapi dia juga ingin anaknya fokus belajar.

"Aku gak akan minta ikut pulang, cuma mau lihat Ayah sama Ibu. Boleh kan Bu?" tanya Kara dengan ragu-ragu dia menyentuh tangan Naira.

"Di sana nanti aku janji bakalan belajar yang rajin, aku janji gak akan minta pulang sebelum lulus sekolah. Tapi Ibu mau kan nanti main ke sana, gak usah sering-sering Bu. Setahun sekali cukup," ucap Kara menatap wajah Naira yang hanya diam menghindar. Ia tahu jika dirinya akan masuk ke asrama jika tahun ini tidak naik kelas lagi, dan ia yakin tahun ini dirinya tidak akan naik kelas lagi.

"Kamu janji?" suar Naira membuat Kara menarik sudut bibirnya, membetuk senyuman tipis.

"Janji Bu, aku janji sama Ibu" ucap Kara mengulurkan jari kelingkingnya pada Naira.

Naira menganggukkan kepalanya, lalu mengulurkan jari kelingkingnya pada anaknya. "Terima kasih Bu," ucap Kara tersenyum manis pada Naira.

Naira menatap mata anaknya yang masih sama seperti dulu saat anak itu masih kecil, binar mata yang sama. Mata yang jarang sekali mengulurkan air matanya.

Perlahan Naira mengulurkan tangannya, mengusap rambut anaknya. "Ibu nanti kalau aku udah lulus SMP, aku boleh ikut makan malam di luar sama Ibu, Ayah sama Anka kan?"

"Iya, nanti kita pergi makan malam di luar sama-sama," balas Naira tersenyum lembut.

Kara menganggukkan kepalanya lalu kembali menatap jalanan dari kaca jendela mobil. "Terima kasih Bu, masih mau kasih aku kesempatan lagi. Aku janji akan berusaha sampai aku bisa kaya Anka" batin Kara.

Diam-diam pria yang mengemudikan mobil itu, ikut merasakan sakit hati ketika mendengar ucapan anak majikannya. Sudah lama bekerja dengan Banu tapi baru kali ini dia satu mobil dengan anak bungsu majikannya itu.

KARA Where stories live. Discover now