12

13.3K 1K 28
                                    

"Kamu kenal sama dokter Sarah di mana?" tanya Banu yang tadi cukup terkejut saat anaknya begitu akrab dengan dokter Sarah. Dokter spesialis saraf.

"Waktu itu aku pingsan di sekolah, terus guru aku bawa ke rumah sakit terdekat kalu gak salah waktu itu aku pulang ke rumah jam sepuluh malam. Ayah gak bolehin aku masuk ke rumah jadi aku balik lagi ke rumah sakit. Sayangnya kan udah di bayar buat satu malam aku nginep di sana" jelas Kara.

"Pingsan di sekolah kenapa? Kenapa kamu juga gak pernah bilang?" tanya Anka dengan raut wajah terkejutnya. Dia baru tahu adiknya pernah pingsan di sekolah.

"Aku gak tau kenapa aku udah lupa, waktu itu aku coba telpon Ayah sama Ibu pinjam hp dokter Sarah tapi gak di angkat. Nomernya malah di blokir, kan aku gak punya hp jadi ya udah" jawab Kara apa adanya.

Memang waktu itu dia meminjam hp dokter Sarah untuk menghubungi kedua orang tuanya, tapi sayangnya mereka tidak menjawab telpon darinya. Dia pun memutuskan untuk pulang ke rumah namun saat sampai di rumah Banu melarangnya masuk ke dalam karena sudah lewat jam pulang ke rumah.

Waktu itu Banu mengunci pintu rumahnya dari dalam tanpa mendengar penjelasan dari Kara, oleh karena itu Kara pun memutuskan untuk kembali ke rumah sakit.

"Ayah harus ke ruangan dokter, di sini sama Ibu sama Anka. Jangan banyak tingkah" ucap Banu lalu keluar dari kamar rawat Kara.

"Mau makan gak? tadi aku beli makanan di kantin rumah sakit" tanya Anka duduk di kursi samping ranjang Kara.

"Mau, suapin tapi" jawab Kara menoleh ke arah Naira yang sejak tadi hanya diam.

"Mau yang mana? Ini ayam goreng sama yang satunya lagi ayam bakar" tawar Anka menunjukan makanan yang tadi di belinya.

"Yang mana aja, sama-sama ayam ini" balas Kara.

Naira mendekati kedua anaknya lalu mengambil alih makanan yang ada di tangan Anka. "Kamu juga harus makan, biar Ibu yang suapin Kara"

"Aku makan habis Kara makan juga gak pa-pa Bu"

"Aku makan habis kalian selesai makan juga gak pa-pa" sahut Kara.

"Gak, kamu makan dulu. Kamu juga harus minum obat, habis itu istirahat" ucap Anka.

"Kalian berdua makan bareng, Ibu yang suapin kalin berdua" pungkas Naira.

"Aku gak mau-"

"Udah jangan banyak protes, sekarang makan" sela Naira lalu segera menyuapi kedua anaknya.

"Ibu habis makan kita pulang kan?" tanya Kara mendongakkan kepalanya menatap Ibu-nya.

"Nanti kita pulang kalau dokter udah bolehin pulang" ujar Naira menyodorkan sendok berisi nasi pada Anka.

"Besok ada ulangan Bu, kalau gak sekolah terus nanti gak naik kelas lagi"

"Gak usah mikir sekolah dulu, yang penting kamu sembuh dulu" sahut Anka.

"Gak usah mikirin sekolah kan kamu, aku ya harus mikirin lah" balas Kara.

"Makan habisin dulu, jangan ribut dulu. Ayo makan lagi" lerai Naira lalu menyuapi Anka.

"Anka yang mulai duluan, aku udahan Bu makannya udah kenyang" tolak Kara ketika Naira kembali menyuapinya.

"Sebentar lagi minum obat, habis itu tidur" ujar Naira tersenyum lembut pada anak bungsunya.

"Iya" pantun Kara lalu menyandarkan tubuhnya di ranjangnya. "Dokter bakalan ngomong apa ya sama Ayah, apa bakalan ngomongin semuanya? Kira-kira apa yang bakal Ayah lakuin setelah tau semuanya. Tambah gak suka sama gue atau mungkin gue bakalan di suruh pergi dari rumah" batin Kara menghawatirkan nasibnya nanti jika Ayah-nya mengetahui semuanya yang selama ini ia sembunyikan.

KARA Where stories live. Discover now