20

13.8K 1.2K 69
                                    

"Ayah, Ayah. Kara juga mau pake baju yang sama kaya Anka Yah" pinta Kara sambil melepas baju yang di pakainya.

"Aku gak mau bajunya samaan sama kamu" ucap Anka.

"Kenapa gak mau? Tapi Kara mau" balas Kara menatap saudara kembarnya yang duduk di pangkuan Banu.

"Aku gak mau Yah samaan sama Kara, dia jorok masih suka ngompol di celana. Nanti aku di ledekin sama teman-teman" ucap Anka menatap Banu.

"Anka lagi sakit, kamu jangan nakal. Sana ke belakang main sendiri" ucap Banu tanpa melihat ke arah anak bungsunya.

"Anka sakit apa Yah, aku mau temenin Anka di sini. Janji gak nakal," ujar Kara lalu naik ke atas sofa, Kara duduk di samping kanan Banu. Dengan lembut Kara mengusap tangan Anka.

"Anka sakit apa? Cepat sembuh ya, nanti kita main bareng lagi" ucapnya tersenyum manis pada saudara kembarnya.

"Jangan pegang-pegang! Kamu jorok, bau aku gak mau" teriak Anka menepis tangan adiknya berkali-kali. "Pergi-pergi! Aku bilang pergi!!"

"Kara pergi ke belakang." ucap Banu menatap tajam anak bungsunya.

"Aku udah mandi tadi sama Nini, aku gak ngompol-"

Plak

Anka memukul kepala adiknya dengan remote tv. "Hiks, Ayah aku gak mau sama Kara" tangisnya memeluk erat Banu.

Kara yang mendapatkan tatapan tajam dari Banu menundukkan kepalanya lalu turun dari atas sofa, dia berjalan menuju dapur. "Nini" panggil Kara pada pengasuhnya yang tengah memotong buah-buahan.

Wanita yang di panggil Nini oleh Kara pun menghentikan kegiatannya lalu mendekati anak majikannya yang berdiri di ambang pintu masuk. "Kenapa? Gak jadi main sama Abang?" tanyanya dengan lembut mengusap rambut Kara.

"Anka sakit Ni, aku mau main sendiri aja. Boleh main di belakang?"

"Boleh tapi gak boleh main di kolam renang, nanti Nini nyusul" ucap wanita itu tersenyum lembut pada anak berusia enam tahun itu.

"Hmm," gumam Kara lalu berlari keluar menuju halaman belakang rumahnya. Anak itu benar-benar patuh pada pengasuhnya, dia bermain menjauhi kolam renang.

Kara asyik bermain batu kecil-kecil yang di jadikannya mobil-mobil, di tengah asyiknya bermain tiba-tiba saja hujan turun begitu deras. Kara buru-buru masuk ke dalam rumah sebelum hujan mengguyur tubuhnya.

"Yah, hujan. Baru main, parkirannya aja belum jadi" monolognya lalu berjalan menuju ke ruang keluarga.

"Wah!! Buah punya siapa?" antusias melihat mangkuk berisi buah-buahan yang sudah di potong-potong.

"Kirain belum masuk dek, Nini cariin di belakang tadi" ucap pengasuh Kara.

"Nini ini buah buat siapa?" tanya Kara menuju mangkuk di atas meja.

"Punya adek satu, punya Abang satu. Adek makan dulu, Abang mau makan nanti katanya"

"Yee! Aku boleh makan dulu. Terima kasih Nini" ucap Kara tersenyum manis lalu duduk di atas karpet.

"Sama-sama dek, Nini mau anterin ini ke kamar Ibu dulu. Adek di sini makan jangan sambil jalan-jalan, oke?"

"Oke Nini, Kara tunggu sini gak sambil jalan-jalan" jawab Kara mengacaukan jempolnya pada pengasuhnya, setelah pengasuhnya pergi. Dia kembali menikmati makanannya.

Perhatian Kara beralih pada Anka yang baru saja masuk ke ruang keluarga, Kara bangkit dari duduknya lalu mengambil mangkuk buah miklik saudara kembarnya. "Anka, Anka mau makan buahnya di mana? Mau duduk bareng aku di bawah gak?" tanyanya tersenyum manis pada saudara kembarnya.

KARA Where stories live. Discover now