14 | Ekspresi

2.3K 514 13
                                    

"Semua sudah pegang kertas dan kuasnya masing-masing ya? Oke, perhatikan Ma'am dulu yuk baru setelahnya kalian bisa buat masing-masing."

Coach Revina memberi panduan pada anak-anak untuk mewarnai menggunakan cat air di atas kertas bergambar yang sudah kami sediakan. Coach Revina mencontohkan bagaimana cara memegang kuas, cara mengontrol penekanan kuas saat menggunakannya di atas kertas, juga cara mencuci kuas untuk menghilangkan warna yang sebelumnya dan mengambil warna baru.

Begitu anak-anak dipersilakan untuk mulai berkreasi dengan cat air mereka sendiri, kami para caregiver pun turut memantau, memandu, juga membantu mereka. Cara melukis mereka mungkin tak sama rapi seperti yang Coach Revina contohkan. Namun terlepas dari rapi atau tidak, kegiatan melukis ini kami tujukan untuk meningkatkan imajinasi juga kreativitas anak-anak, melatih konsentrasi, juga melatih keterampilan sensorik dan kemampuan motorik mereka.

Lewat lukisan kami juga bisa melihat ragam ekspresi anak-anak yang mereka tuangkan lewat pemilihan warna. Ada dua cara anak mengekspresikan warna pada lukisan, yaitu dengan meniru yang ada di alam dan dengan mengikuti alam bawah sadarnya. Ketika anak menggunakan warna sesuai alam bawah sadarnya, maka hal itu secara tidak langsung mengungkapkan pikiran dan kepribadian mereka. Itulah poin penting yang ingin kami lihat lewat kegiatan melukis ini. Jadi, selain bermanfaat untuk menjadi media yang menyenangkan bagi anak-anak berkreasi dan berekspresi, lewat kegiatan melukis ini kami juga bisa memantau perkembangan mereka.

"Yah! Maaf."

Aku menoleh saat mendengar ada keributan kecil yang terjadi di belakangku. Kulihat Athala tengah membantu Azzam membereskan sebuah tempat pensil yang sepertinya terjatuh dari meja. Saat aku melihat lebih teliti rupanya tempat pensil itu adalah milik putriku, Oca.

"Maaf ya tempat pensil kamu jadi kotor." Azzam terdengar meminta maaf pada Oca. Namun, Oca hanya bergeming tak memberinya respon sama sekali. Oca hanya mengambil tempat pensilnya dan memindahkannya ke sisi sebelahnya yang kosong lalu ia melanjutkan lagi kegiatan melukisnya. Sementara Azzam terlihat masih menanti respon Oca atas permintaan maafnya.

Melihat kecanggungan itu, kulihat Athala segera mengambil sikap. Dengan lembut ia meminta Azzam juga kembali berkonsentrasi pada kegiatan melukisnya.

Aku yang memperhatikan mereka dari jarak yang terlalu jauh merasa sedikit tak enak pada Azzam yang permintaan maafnya tak direspon, tapi aku juga kan belum tahu apa alasan Oca. Apa mungkin ia marah pada Azzam sehingga tak mau bicara padanya? Aku juga kan tak tahu pasti bagaimana kejadian sebelum tempat pensil Oca jatuh dan isinya berserakan di lantai. Mungkin nanti di rumah aku akan menanyakannya pada Oca.

***

Hari ini ada rapat evaluasi bersama dengan rekan kerjaku di daycare. Oleh sebab itu aku meminta tolong pada Mama untuk datang menjemput Oca agar ia bisa pulang dan istirahat lebih dulu di rumah bersama Mama dan Papa karena kebetulan sore ini Mama Andira juga sedang keluar untuk bertemu teman lamanya dan belum pulang.

"Itu Enin, Sayang," ujarku pada Oca saat melihat kedatangan Mama yang kami tunggu-tunggu.

"Halo cucu cantik Enin. Yuk, Sayang, Aki sudah tunggu Oca di rumah," ajak Mama seraya mengulurkan tangan untuk menggandeng tangan Oca.

Aku pun lantas melepaskan genggaman tanganku pada Oca agar ia bisa menyambut uluran tangan Mama. "Sayang main sama Enin dan Aki dulu ya, nanti Mamiss jemput lagi," ujarku pada gadis kecilku.

Oca mengangguk mengiyakan lalu menyambut uluran tangan Mama. Kembali menegakkan tubuh, aku pun lantas mengecup tangan Mama yang satunya. "Titip Oca ya, Ma," ucapku.

"Santai. Ya udah, Mama pulang ya." Aku mengangguk merespon pamitan Mama lalu melambaikan tangan mengantar kepergian keduanya yang meninggalkan area daycare. Setelah Mama dan Oca tak lagi terlihat aku pun lantas masuk kembali ke dalam daycare untuk menyusul rekan-rekanku lainnya yang sudah berkumpul.

Kelap-Kelip Dinar (sekuel Kepingan Dirham)Where stories live. Discover now