6: Sex Education

4.5K 436 123
                                    




Flo

Hari ini, Ala dan Ien pulang lebih sore karena ada pelajaran tambahan tentang Sex Education sepulang sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari ini, Ala dan Ien pulang lebih sore karena ada pelajaran tambahan tentang Sex Education sepulang sekolah. Sex Education adalah pelajaran khusus dari mata pelajaran Sains yang membutuhkan izin orang tua untuk mengikutinya. Waktu tahu kalau pihak sekolah akan mengadakan pelajaran tambahan tentang Sex Education, gue langsung bersemangat mendaftarkan anak-anak gue untuk ikut. Menurut gue, Sex Education itu penting banget dipelajari oleh anak-anak sejak dini supaya mereka dapat mengerti dan menjaga organ reproduksinya. Jangan kaya gue yang waktu SMA saja masih berpikir kalau tidur berdua bisa hamil.

"Hei, gimana hari kalian di sekolah hari ini? Seru enggak?" Sapa gue ketika si kembar masuk ke dalam mobil. Ien menjawab dengan nada ceria seperti biasa, sementara Ala hanya mengangkat bahu dan duduk di jog belakang lalu bengong melihat keluar jendela, "Kok, diam, Kak? Kecapekan, ya?"

Ala menggelengkan kepalanya. Gadis itu mengeluarkan buku Chicken Soup For The Pre-teen Soul yang menjadi hadiah ulang tahun dari Daryll dari dalam tasnya lalu mulai membaca. Enggak sampai lima menit, Ala malah membanting bukunya ke atas jog mobil lalu bertanya dengan geram, "Jadi, benar, Ma?!"

"Benar apa, Sayang? Kok, kamu tiba-tiba marah-marah sih?"

"Benar Papa memasukkan penis ke dalam vagina Mama supaya aku dan Ien bisa lahir?!"

Gue pasti menginjak rem terlalu keras sampai tubuh Ien yang enggak memakai sabuk pengaman terlonjak dan jatuh membentur dashboard, "Ma, ngerem nya hati-hati dong! Aku kan jadi kejedot!"

Gue enggak menanggapi dan langsung memeriksa keadaan Ala dari spion tengah. Enggak berani menoleh dan melihatnya langsung, "K-kamu kenapa nanya begitu, Kak?"

"Miss Dahlia yang nerangin sendiri di kelas. Seorang laki-laki harus memasukan penisnya ke dalam vagina perempuan saat melakukan hubungan seks untuk mendapatkan anak." Gadis itu membuat ekspresi seperti ingin muntah setelah mengatakannya, lalu bertanya lagi, "Jadi benar? Mama dan Papa juga melakukannya supaya aku sama Ien bisa lahir?"

Gue menelan ludah. Mampus. Mampus. Mampus! Sebenarnya, karena Zio lagi bertugas ke Surabaya selama seminggu dan baru pulang hari ini, gue enggak sempat meminta izin cowok itu apakah Ala dan Ien boleh mengikuti pelajaran Sex Education di sekolah atau biar kami berdua  saja yang menerangkannya langsung ke mereka. Tapi karena berpikir kalau menjelaskan 1001 hal tentang birds and the bees kepada anak sendiri itu pasti awkward banget, jadi lah gue mengambil keputusan sepihak agar mereka belajar tentang Sex Education di sekolah aja.

Kalau Zio tahu anak perempuannya sudah bisa ngomongin penis, bisa-bisa gue disate.

"Benar, Ma?!" tanya Ala lagi. Kali ini lebih keras. Gadis itu sampai melepas seatbelt-nya dan memajukan tubuh supaya jarak kami lebih dekat. Sementara Ien santai-santai saja sambil mendengarkan radio. Sama sekali enggak tertarik  mendengarkan pembicaraan hot tentang penis dan vagina.

The Name of the FamilyWhere stories live. Discover now