25. mall

7.8K 2.1K 1.6K
                                    

Baru cek outline, ini cerita kayaknya bakalan panjang soalnya udah chapter 25 tapi masih jauh dari klimaks hahahaha

Baru cek outline, ini cerita kayaknya bakalan panjang soalnya udah chapter 25 tapi masih jauh dari klimaks hahahaha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

BUT I DON'T CARE MAN~ YOLO

*****







Banyak yang harus diubah untuk membuat Alin menyesuaikan diri dengan kehidupan di jaman yang sudah jauh berbeda dengan tempat asalnya. Jenan sudah berpikir matang-matang soal itu. Hasil dari pemikiran mendalamnya adalah daftar lumayan panjang yang ia tulis di aplikasi notebook ponselnya. Mulai dari hal paling sederhana, sampai yang sebenarnya tidak terlalu penting.

Rencananya, Jenan akan mengarang cerita kalau Alin ini mahasiswa luar kota yang kehilangan dompet lalu ditolong keluarganya dan diperbolehkan tinggal sementara di paviliun. Jenan mungkin terpaksa membujuk ayahnya untuk berbohong soal itu demi kebaikan. Selain urusan identitas, Jenan rasa Alin butuh handphone dan beberapa barang-barang lain. Makanya dia ajak Alin ke mall untuk membeli ponsel, sandal perempuan, mungkin satu sepatu sekalian, beberapa baju juga karena kasihan mengingat Alin cuma punya selembar kain selendang selain baju-baju pinjaman dari Ryu. 

Tapi yang diinginkan Alin saat ini bukan semua hal itu. Dia cuma tertarik pada satu hal;

jamur crispy.





"Jenaaan~ mana jamur skripsi??"

"Ish- sebentar, beli ini dulu baru nanti cari jamur crispy," ujar Jenan pada Alin yang dari tadi merengek minta jamur crispy sambil menarik-narik jaketnya.

Mereka berdua sekarang sudah sampai di tujuan pertama, toko handphone. Gara-gara jamur crispy Jenan jadi buyar mau beli ponsel jenis apa. Sementara itu SPG dengan rambut dicat merah yang melayani mereka terkikik geli.

"Istrinya ya kak?" tanya SPG itu. Biasa, SKSD.

"Belum- eh, bukan," jawab Jenan.

"Ooh, kirain istrinya, soalnya kayak yang ngidam jamur crispy hehe," si mbak tertawa lagi. "Kalo gitu berarti pacar?"

Wajah Jenan memerah. "Bukan juga hehehe."

"Bukan? Jadiin pacar aja atuh, cocok kok," ledek mbak SPG.

Pengennya, batin Jenan. Hush ㅡmikir apa? Buru-buru Jenan menggeleng sambil tertawa garing lagi. Sumpah, dia ingin segera beli ponsel lalu membayar dan pergi dari sini sebelum makin salah tingkah.

"Handphone yang sering dibeli cewek yang mana?" Jenan bertanya sambil melihat-lihat jajaran ponsel yang dipajang. "Alin, kamu suka yang mana?"

"Saya nggak mau kotak ajaib, maunya jamur skripsi," sahut Alin, memasang tampang memelas dan kelaparan.

"Kotak ajaib??" mbak SPG mengernyit.

You Who Came from the PastWhere stories live. Discover now