35. vampire

4.9K 1.3K 495
                                    

Tuh, kata Jenan "Masih gue liatin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tuh, kata Jenan "Masih gue liatin..."

Jangan lupa kasih feedback sebanyak mungkin untuk support cerita ini dan penulisnya!

*****















Sudah dua hari belakangan Alin menghindar, Jenan bisa merasakan itu. Seharian di rumah Ryu, bahkan sampai menginap. Datang ke rumah ini cuma untuk memberi makanan pada Jenan dan penghuni rumah lain. Setelah itu langsung pergi lagi.

Sejak Mahe bilang kalau Alin mirip dengan dirinya, Jenan, dan ibu mereka, gadis itu jadi pendiam dan menghindari percakapan. Ini sudah hari ke-tiga, hampir jam sembilan malam. Bulan bulat sempurna bersinar di langit malam yang cerah saat Jenan berbaring di kamarnya menatap langit-langit dengan gelisah. Lampu kamar Alin di paviliun mati, tandanya dia mungkin akan menginap lagi di rumah Ryu.

Drrrt

Ponsel Jenan bergetar. Benar kan, emoji alien muncul di pop up notification. Pasti mau bilang kalau dia tidur dengan Ryu hari ini.


👽
Jenan kmu udah tidru blum
Belim kaan
Saya nginep di rumah ryu ya


"Ck- kebiasaan," gumam Jenan, tertawa sendiri membaca chat dari Alin yang ketikannya selalu penuh typo. Memang benar Tuhan itu adil, Alin diciptakan secantik itu tapi kelakuannya aneh dan ketikannya  tidak jelas.


Me
Belum
Oke boleh nginep
Tapi ada syaratnya

👽
Syarat?
Apa mmksut?


Sebuah ide tiba-tiba terbersit di kepala Jenan. Dia tidak tahan lagi dihindari terus seperti virus, setidaknya ia ingin diberi tahu alasan kenapa Alin menghindar ㅡwalaupun sudah menebak beberapa kemungkinan. Tanpa pikir panjang lagi dia bangun dari kasur lalu menyambar jaket dan kunci mobil. Sambil senyum-senyum sendiri dia membalas Alin lagi.

Me
Keluar sekarang
Aku tunggu di depan rumah Ryu
Oh iya, pinjem jaket ke Ryu juga
Di luar dingin






"Mau kemana lo?" pertanyaan Mahe menyambut kakaknya yang baru keluar dari kamar.

"Keluyuran, sekali-kali," jawab Jenan, agak mengernyit melihat posisi Mahe yang nonton TV sambil makan cemilan dan berbaring miring seperti ikan dugong.

Mahe meletakkan toples cemilannya. "Ke mana anjir semalem ini? Ikut dong."

"Jangan ah lo kan nggak kuat angin malem, nanti sakit," tolak Jenan. "Gue mau pergi sama Alin."

"Pede amat, emang dia mau? Belakangan kan dia kayak nggak mau banget ketemu kita," ujar Mahe skeptis, ternyata sadar juga dengan perubahan itu.

You Who Came from the PastWhere stories live. Discover now