Absent

1.2K 146 13
                                    

Berdiri di depan rumah nomer delapan dengan pagar cokelat tinggi, Soojung merasa mengalami deja vu.

Hanya saja kali ini tujuannya berbeda. Soojung bahkan sampai bersumpah untuk hanya datang kerumah ini jika giginya bermasalah saja. Tapi sialnya, dia malah datang kemari dengan sekantong apel hijau ditangan.

"Aish! Kenapa juga aku mau menolong mereka?" Soojung mengetuk kepalanya pelan, menyesal.

Ia bertemu Kyungsoo, Sehun, dan Taemin di depan gerbang sekolah, mereka berbincang dengan wajah serius, membuat Soojung agak penasaran. Maka setelah Soojung bertanya, Kyungsoo bilang mereka ingin menjenguk Jongin, namun tidak bisa karena ada tugas yang harus mereka kerjakan sekarang juga. Dan karena Soojung terlanjur bilang ia tau rumah Jongin. Ia terpaksa mengiyakan permintaan Kyungsoo.

Padahal harusnya Soojung sudah sampai dirumah, bermalas-malasan dikamar.

"Soojung?" Seseorang menepuk pundaknya, ternyata Dokter Kim.

"Kau mau menjenguk Jongin?" Dokter Kim memandang kantong yang digengamnya. Soojung diam, mencoba mencari kata yang pas untuk menganti kata 'menjenguk' dengan kats yang lebih tepat.

"Hm, sebenarnya ... "

"Ah Soojung kita masuk dulu saja yuk," Dokter Kim membuka gerbang dan membuat Soojung berjalan mengekorinya. Mempersilahkan Soojung duduk di ruang tamu, sedangkan ia masuk ke dalam ruangannya.

Soojung meletakkan sekantong plastik apel itu di atas meja, sambil memandangi sekelilingnya. Kemudian bertekad ia akan memberikan apel ini kepada Dokter Kim lalu izin pulang karena masih ada pekerjaan yang harus ia kerjakan dirumah. Iyalah, Soojung ogah sekali jika harus berlama-lama disini, apalagi alasannya karena menjenguk Kim Jongin, makluk di dunia ini yang harusnya ia hindari.

Beberapa menit kemudian Dokter Kim keluar dari ruagannya dengan beberapa berkas ditangan, alis Soojung bertaut melihatnya.

"Aduh, maaf ya Soojung," Soojung reflek berdiri karena Dokter Kim sudah ada di depannya, "aku ada rapat mendadak sore ini di Rumah Sakit dan pulang kerumah hanya untuk mengambil berkas ini. Aku bisa tidak minta tolong padamu?"

Dokter Kim memandang Soojung, wajahnya terlihat gelisah, dan khawatir namun tetap terlihat tampan.
Uh, Soojung mana kuat harus lama-lama melihat wajahnya?

Akhirnya Soojung malah mengangguk.

"Tolong kau jaga Jongin sebentar saja. Aku khawatir sudah meninggalkannya dari tadi pagi. Sepertinya dia juga belum makan siang. Kau bisa kan?"

Soojung ingin menolak, tapi sialnya kepalanya malah mengangguk lagi.

Sial, bagaimana ini?

#

Setelah membuat semangkuk bubur dengan terpaksa tentunya, Soojung menaiki tangga menuju lantai dua rumah keluarga Kim. Di tanggannya ada nampan dengan segelas air putih, semangkuk bubur, dan beberapa potong apel di piring kecil. Dalam hati Soojung mencoba bersabar dengan menganggap melakukan semua ini ia lakukan demi Dokter Kim bukan karena Jongin.

Ia mengetuk pintu cokelat dengan sticker Pororo tertempel disana dengan pelan. Ditunggu pun tidak ada jawaban dari dalam sana. Soojung kemudian menarik gagang pintu, dan terbuka.

"Jong-in?," Soojung masih berdiri di depan pintu dengan setengah pintu terbuka. "Kim Jongin? Aku masuk ya?"

Setelah berjalan pelan memasuki kamar Jongin, ia melihatnya sedang tertidur pulas diatas kasur dengan selimut menutupi setengah badannya. Soojung meletakkan nampan di atas nakas, berpikir apakah ia harus membangunkan Jongin atau tidak.

down for you // kaistalWhere stories live. Discover now