A Casual Meeting

1.2K 146 4
                                    

Entah sejak kapan Jongin memutuskan tidak akan menyerah membuat seorang Jung Soojung jatuh ke dalam pelukannya. Karena tidak ada kata menyerah dan kalah dalam kamus hidupnya. Jongin selalu mendapatkan apa yang ia mau. Begitulah prinsip hidup yang diajarkan dalam keluarganya.

Maka sore itu dibawah langit jingga, Jongin tersenyum memikirkan Soojung. Gadis itu membuat Jongin menaiki bus yang salah. Soojung turun dari bus, tepat setelah Jongin mengambil kursi paling belakang saat ia ingin mengantarnya pulang.

"Hati-hati dijalan, Kim Jongin!" Gadis itu berdiri di luar bus dan tersenyum terlampau lebar pada Jongin yang duduk tercekat di dalam kursi bus.

"Dipikirkan berapa kali pun, tetap saja lucu," Jongin tertawa sebelum melanjutkan kalimatnya, "bagaimana bisa aku tertipu olehnya."

Bukannya marah atau kesal pada Soojung, Jongin malah terus tersenyum jika teringat kejadian beberapa menit lalu. Kakinya berjalan pelan, mencoba menikmati momen yang menurutnya sedang bagus. Karena langit sore, dengan angin pelan menerpa wajahnya, dan susana hatinya yang sedang baik. Jongin harap hal seperti ini dapat ia rasakan setiap harinya.

#

Setelah menjalankan balas dendamnya, Soojung menjadi yang selalu kabur tiap kali Jongin coba temui. Keadaan jadi terbalik, dimana Jongin yang sekarang selalu mencari Soojung di tiap kesempatan. Yang mana malah membuat gosip yang beredar diantara mereka makin memanas. Beberapa siswi, tidak suka melihat sikap Jongin yang terlampau manis pada Soojung, namun mereka tidak dapat bertindak apa-apa, karena orang itu adalah seorang Jung Soojung yang juga memiliki banyak penggemar laki-laki di sekolah.

"Kau tidak menghabiskan minumanmu?" Seulgi teman sebangku Soojung bertanya melihat gelas milkshake-minuman favorit temannya- hanya diminum seperempat bagian.

Soojung memegang pipi kirinya sebagai jawaban, "Habiskan saja."

"Wah tumben kau membagi minuman favoritmu," Seulgi menyeruput milkshake strawberry di meja sudut kantin, tempat favorit mereka. "Gigi sensitifmu kambuh lagi?"

Soojung berdecak ngilu, "Semalam aku salah meminum minuman di kulkas. Aku kira itu teh biasa, ternyata itu lemon tea milik eonni."

"Kau jadi bodoh setelah dekat dengan Kim Jongin itu," Seulgi menggelengkan kepalanya setelah menyingkirkan gelas milkshake yang sudah kosong.

Giliran Seulgi yang berdecak setelah akhir-akhir ini mendegar kabar tentang Soojung dan Jongin. "Kau itu bodoh atau bodoh? Seperti tidak ada siswa yang lebih tampan saja."

"Seul, bisa diam tidak?" Soojung memegangi kepalanya, "kenapa kau jadi terdengar seperti Kim Taemin, cerewet seperti perempuan."

Kemudian Soojung pergi meninggalkan Seulgi yang heran melihat tingkahnya. "Bodoh, aku ini kan memang perempuan. Ya! Soojung!"

#

Soojung berdiri di depan rumah bernomer 8. Dengan pagar cokelat yang lumayan tinggi, ia masih dapat melihat ke dalam. Rumah tersebut berdesain classic dengan banyak pohon dan bunga di tamannya. Orang yang tinggal disana pastilah sangat cinta kebersihan, melihat dari luar semuanya saja sudah tertata rapih.

Baru saja ia ingin menekan bel rumah, suara yang akhir-akhir ini ia hindari, tertangkap indra pendengarannya. Soojung berharap ia hanya berhayal karena akhir-akhir ini laki-laki itu terus menghantuinya. Sialnya, suara itu nyata melihat Jongin yang tengah berjalan cepat ke arahnya.

"Penguntit!" Soojung memukul lengan Jongin keras. Ini sudah keterlaluan, Jongin sudah bertindak seperti sasaeng yang selalu mengikuti idolanya kemanapun. Soojung merasa pertemuan mereka bukanlah suatu kebetulan, mengingat Jonginlah yang iya temui. Jika Sehun atau Chanyeol yang ia temui, barulah Soojung percaya itu hanya sebuah kebetulan. Tapi kalo Jongin, Soojung yakin seribu persen, ini adalah rencana laki-laki itu.

"Ya! Jung Soojung bagaimana bisa kau menyebutku penguntit, kalau nyatanya kau yang menguntitku?" Soojung berhenti tepat setelah Jongin selesai bicara.

"Hah?"

"Kau datang kesini karena ingin bertemu denganku kan?" Jongin menaikan alisnya, tangan kirinya mengelus lengan kanannya yang teras nyeri. Dia bersumpah Soojunglah perempuan terganas yang pernah ia temui, mantan-mantan yang ia putuskan sepihak saja tidak ada yang separah Soojung.

"Kau bercanda? Aku kesini ingin bertemu Dokter Kim. Sekarang sebaiknya kau pergi, karena gigiku makin terasa sakit melihat kau terus disini." Soojung melambai-lambaikan tangan didepan wajah Jongin, memberi gestur mengusirnya, namun malah jitakan kecil di jidat yang ia dapat.

"Ya! Jangan berlagak dekat denganku!"

"Kau lupa kalau margaku juga Kim?" Jongin memberi Soojung senyum misteriusnya. "Tidakkah terpikir olehmu?"

"Tidak mungkin! Wajah kalian sangat beda!" Soojung yang sudah pernah tertipu oleh Jongin, tidak mau tertipu lagi untuk kesekian kalinya. Meskipun begitu perkataannya berbanding terbalik dengan wajahnya yang cemas, takut hal itu benar melihat marga mereka yang sama.

"Kau mau bertemu Dokter Kim Joenmyeon, kan? Kalau begitu kita buktikan saja." Jongin membuka pintu gerbang dengan santai, mempersilahkan Soojung masuk mendahuluinya, tidak lupa dengan senyum termanisnya.

Dalam hati Soojung berpikir keras mengingat wajah Dokter Kim yang sangat tampan dan berbanding terbalik dengan Jongin yang, begitulah.

Mustahilkan kalau mereka bersaudara?

A/n:
Wajar kalau kalian lupa sama cerita ini, karna ini udah sebulan lebih kan, ya?
Sebagai permintaan maaf, aku update 2 chapter hari ini, yeah! Selamat membaca, jangan lupa comment ya <3
Egila kaistal real, guys! #telat

down for you // kaistalWhere stories live. Discover now