TIGA PULUH TIGA

1.4K 182 157
                                    

Sudah lama rasanya gak ngumpul dengan lengkap kayak gini di kantin, ada Zael, Alvin, Deni dan Abil.

Zael memandang datar ketiga temannya,"kenapa lo manggil gua?" Tanyanya dengan nada ketus.

Baru aja El mendaratkan bokong nya di bangku, bisik-bisik dari orang-orang di sekitar mulai terdengar tentang dirinya, tentang pacarnya dan tentang si brengsek Zaki.

"Eh itu si El kok baru keliatan ya di kantin?"

"Ha? Masa lo gak tau, pas Iqbal gak ada, El juga gak ada. Udah jelas lah kalo mereka pacaran."

"Masa sih? Bukannya Iqbal udah di pake sama Zaki? Terus El mau gitu sama bekasan?"

"ih gak tau deh... Gue sih gak yakin, yang jelas kan El temennya Iqbal. Pasti El cuma kasian aja sama Iqbal."

"Lagain ya, ngapain cowok kayak Iqbal jadi rebutan, di kira cewek di dunia ini udah musnah kali ya?"

"Yaelah kayak gak aja lu.. Iqbal itu di rebutin bukan karena cinta, tapi cuman buat bahan pemuas nafsu aja!"

Kuping El udah mulai panas, dia gak tahan lagi mendengar perkataan sampah dari cewek-cewek maupun cowok yang membicarakan hal yang gak baik tentang pacarnya.

Brak!

Zael menggebrak meja, antek-anteknya yang di meja pun terperanjat melihat wajah El sudah memerah padam karena emosi.

Zael berdiri dari duduknya, berjalan mendekati meja yang isinya hanya orang-orang sampah, bisanya cuman ghibahin orang.

"Orangnya ada di sini, kenapa gak lo tanya langsung aja?" Tanya El dengan nada datar.

Dua cewek, dan dua cowok yang di ajak ngobrol sama El diam tak bergeming.

"Diem lo semua? Kenapa gak di lanjutin? Sok kalian boleh tanya-tanya apapun yang lo pada pengen tau, tapi.. jangan sekali-kali lo, lo, lo, dan lo. Ngomongin pacar gua yang enggak-enggak!" Tunjuk Zael ke empat orang itu.

Satu cowok yang botak gundul dan bertubuh gemuk itu memberanikan diri membuka suara,"emang kenyataannya begitu, lo gak usah ngelak El. Karena lo juga dapet enaknya kan dari Iqbal?"

Cewek yang di kuncir dua seperti tanduk, dan banyak aksesoris di kepalanya itu mengangguk menyetujui sambil tertawa remeh,"hahaha... Bener tuh El, jadi orang jangan munafik, kalo lo sama aja sama Zaki yang jadiin Iqbal pemuas nafsu doang!"

"Kita penasaran, seberapa enaknya si Iqbal." Cetus cowok berambut kribo dengan kulit tan.

Zael mengepalkan tangannya sampai kuku-bukunya memutih, matanya menatap nyalang empat orang itu,

Prang!

Sekali tendangan kuat dari Zael dapat membuat meja itu terangkat dan alat makan dan minum yang ada di atas meja jatuh berhamburan, pecah.

Spontan empat orang yang tadinya duduk langsung berdiri dan menghindar takut terkena beling.

Zael menarik kerah baju cowok berkulit tan itu, dan langsung melayangkan pukulan di perutnya.

Bugh!

Alvin, Deni, Abil menggeleng. Mereka gak ngelerai karena mereka merasa empat orang itu pantas mendapatkan pukulan dari Zael, karena sudah mencaci-maki Zael maupun Iqbal.

"Tch... Beraninya gerombolan, giliran di suruh maju pada ciut." Celetuk Alvin ketika melihat tiga teman cowok kulit tan itu berlari menjauh.

Zael memukul, meninju, dan menendang habis tubuh cowok berambut keriting, sampai dia tidak bergeming lagi.

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Where stories live. Discover now