TIGA PULUH

1.8K 203 115
                                    

Dengan keadaan compang-camping, Iqbal kembali ke apartemen, mengunci diri di dalam kamar, meringkuk sendirian di atas kasur, memeluk kedua lututnya dan  termenung.

Prang!

Handphonenya ia lempar asal sampai memecahkan kaca yang ada di lemari, dan handphone itu pecah lalu mati.

Iqbal meremat jari tangannya, mengigit bibirnya, matanya kembali memanas.

Rasanya sakit, dan takut. Kalau sudah begini apa yang bisa Iqbal lakukan? Menunggu kabar kehamilannya lalu menggugurkan kandungannya?

Iqbal kembali menangis, memang menangis gak bisa ngerubah apa-apa, tapi ia juga gak bisa melakukan apa-apa.

Ia yakin ibunya pasti sangat kecewa kepadanya, dan Zael pasti akan membenci, menjauhinya karena dirinya sudah kotor dan tidak pantas untuk siapa-siapa.

"Ibu... Iqbal minta maaf, ibu." Iqbal menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan.

<( ̄︶ ̄)>
































Ting

Ting

El mendapatkan pesan dari Zaki.

Zaki

| Thanks bro
| Gua udah nyoba pacar lo
| Beruntung lo bisa jadi pacar dia
| Rapet banget bro
Read

Zael mengepalkan tangannya, meremas handphonenya dan nafasnya memburu, dia mendongakkan kepalanya menatap Abil penuh amarah.

Srak!

El menarik kerah baju Abil dengan kuat menyeretnya keluar dari bar itu, menendang perut temannya itu sampai terhuyung kebelakang.

"KALO BUKAN KARENA LO SEMUANYA GAK BAKAL BEGINI SIALAN!"

Bugh

Bugh

Bugh

Di tendang, di pukul, dan di injak. El lakukan untuk meluapkan emosinya terhadap Abil.

Temannya itu tak bergeming, membiarkan tubuhnya menjadi samsak tinju oleh El.

Dengan mata yang memerah, rahang yang mengeras dan gigi yang bergemelatuk, Zael membabi buta orang di depannya saat ini, yang sudah tidak di lihat sebagai teman.

"Zael! BERHENTI GAK LO!" Ketiga temannya datang berusaha menarik El menjauh.

Alvin dan Deni memegang kedua tangan El dan menahan tubuh cowok itu,"udah El udah."

Sedangkan Deo membantu Abil yang udah gak karuan kondisinya.

"Dengan kayak gini lo dapet apa El?! LO DAPET APA?! HAH?! SEMUANYA UDAH TERLANJUR TERJADI!" Ucap Deo.

"KALO BUKAN KARENA DIA SEMUANYA GAK BAKAL BEGINI!" Abil di tunjuk oleh Zael.

"DAN LO SEMUA ITU TEMEN FAKE! TEMEN YANG BISANYA CUMAN NGAMBIL KEUNTUNGAN! MUSNAH AJA KALIAN BANGSAT." Dengan penuh emosi El pergi.

Meninggalkan mereka berempat, tanpa ada yang mengejar dan menahan Zael.

"Biarin, biar dia sendiri dulu." Celetuk Deni.

[BOYS LOVE] NEIGHBOR [END]Where stories live. Discover now