DUAPULUHEMPAT

812K 72K 6.5K
                                    



( HARI KE 3 ALIZA LIBUR )

Liburan terakhir Aliza hanya rebahan santai. Ditemani Kinaan yang menjaganya sepanjang malam tanpa tidur. Hanya tertidur sebentar sembari menggegam tangan Aliza yang berbalut perban. Aliza merasa bersalah, karena pergi tanpa izin Kinaan yang berstatus suaminya, mungkin ini hukuman baginya.

Setelah sholat subuh tadi, Kinaan segera membelikan Aliza bubur yang tak jauh dari rumah mereka. Lalu dengan telaten Kinaan menyuapkan Aliza yang sedari tadi tidak terlalu banyak makan.

"Kenapa perginya nggak izin?" tanya Kinaan menatap lembut kedua manik mata coklat Aliza.

Aliza hanya diam, termenung. Didalam otaknya sekarang hanya berisi tentang kenapa Zero dan Rana bisa berhubungan. Padahal Rana tahu Zero mantan pacar Aliza. Ia harus secepatnya menemui Rana hari ini, menjelaskan tentang apa yang sudah ia pikirkan dari tadi.

Kinaan melambaikan tangannya kedepan wajah Aliza. Seketika lamunan gadis itu terhenti, ia lalu menunduk.
"maaf Kinaan" lirihnya.

"ada masalah?" tanya Kinaan.

Aliza menggeleng.
"Aku boleh minta sesuatu nggak" ucap Aliza tersenyum dengan wajah lucunya.

Kinaan berdehem.
"apa?" katanya.

"mau batu es, satuuuu aajaa"ucap Aliza mendekatkan wajahnya tepat didepan wajah Kinaan.

Kinaan membulatkan matanya, jarak wajahnya dan Aliza hanya beberapa senti.
"Nggak boleh za" bantah Kinaan, lalu mencium hangat kening Aliza. Siapa suruh dekat dekat dengan wajahnya, ya ia cium deh.

Aliza menatap kecewa Kinaan. Detak jantungnya kembali tak beraturan saat dengan santainya Kinaan melayangkan benda hangat itu tepat dikeningnya.

"satu aja loh" bujuk Aliza lagi.

"jangan keras kepala" balas Kinaan menatap tajam Aliza.

Aliza tak pantang menyerah, ia mencubit kedua pipi Kinaan dengan tangannya. Lalu mengeluarkan puppy eyesnya. Ia berkali-kali memohon agar pria didepannya luluh.

"satu aja, satu aja, satu aja, satu aja" rengek Aliza dengan kedua tangan menoel noel pipi Kinaan kesana kemari, diiringi tawa karena melihat wajah Kinaan yang tampak pasrah.

Kinaan hanya diam, lalu berjalan keluar meninggalkan Aliza yang menatap punggungnya sembari mengomel.
Setelah itu Aliza menghubungi Rana, mengajaknya bertemu disebuah cafe yang tak jauh dari persimpangan. Dan kebetulan Rana libur, ia menyetujui ajakan Aliza tanpa tau apa yang akan adiknya bicarakan.

Kinaan datang, dengan sebuah gelas kecil. Yang berhasil membuat senyum Aliza merekah, ternyata itu batu es yang sangat sangat kecil. Entah kenapa bisa sekecil itu, Aliza tidak peduli. Ia hanya ingin merasa batu es masuk kedalam mulutnya. Aliza melemparkan ponselnya kesembarang arah, lalu menyambut gembira batu es ditangan Kinaan.

Kinaan tersenyum simpul, merasa gemas dengan tingkah gadisnya.
"satu aja ya" ucap Kinaan, lalu dengan senang hati diangguki Aliza.

Ia mengulum batu es tersebut hingga cair, sedikit mengigitnya hingga terdengar bunyi kletuk dari batu es. Merasa segar, Aliza berdiri lalu memeluk leher Kinaan dengan sedikit menjijit. Ia mengecup hangat pipi Kinaan, sebenarnya ia ingin mencium kening Kinaan. Karena tidak sampai, ia hanya mencium pipi.

Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Where stories live. Discover now