ENAM

1M 90.3K 25.1K
                                    



"Gue nerima karena gue bakalan siap buat belajar cinta dan jatuh cinta bareng lo. Urusan lo tau gue dan sebaliknya lewati aja. Cinta bakalan datang sendirinya karena terbiasa."

"Tta-tapii kan gue ada pacar!" bentak Aliza terbata-bata.

Kinaan menjauhkan sedikit jaraknya dari Aliza.
"Ngak capek apa ngejalani hubungan yang menjerumuskan ke dosa" ucap Kinaan tersenyum simpul, ia lalu berbalik arah meningglkan Aliza yang terdiam kaku.

Baru setengah perjalanan Kinaan sudah berhenti melangkah saat mendengar suara berat memanggil nama Aliza.

Ia berbalik arah mendekat ke arah Aliza, tidak dekat masih ada batasan.

Aliza gugup ia tidak menyangka Zero berada disini. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia takut Zero akan marah padanya dan memutuskan hubungan dengannya.

Zero membuka mulut.
"Siapa?" tanya Zero.

"Zeroo" Seorang perempuan yang kemarin Aliza temui berlari kecil menghampiri Zero.

"Fanyy" tunjuk Aliza menatap heran ke arah Fanny yang nampaknya sudah sangat dekat dengan Zero.
Perasaan Aliza sudah kacau, saat melihat tanpa bersalahnya Fanny malah menggandeng tangan Zero.

Fanny memeluk erat tangan Zero, Zero sedikit menghindar ia tidak ingin ada keributan di tempat ini.

"Kak, bukannya kata kakak udah putus ya sama Aliza" ucap Fanny masih dengan tangan yang berpengang manja.

Aliza menahan amarah serta tangisnya. Ia tak terima omongan Fanny barusan.
"HAH?? APA KATA LO" Aliza mendekat ke arah Fanny, sangat dekat. Sorot mata tajam Aliza menatap mata coklat milik Fanny. Fanny terdiam kaku, jujur ia takut pada Aliza.

Fanny tertunduk, ia tak berani menatap Aliza.
"Mma-maaf kak, tapi kak Zero yang bilang kalo kalian udah putus. Jadi kak Zero minta aku menemaninya makan malam" ucapnya dengan wajah seketika pucat pasi.

Aliza mengalihkan tatapannya, ia menatap tajam Zero.

Plak!!

Tamparan keras menghadiahi pipi kiri Zero. Zero terdiam memegangi pipinya yang terasa pedas.

Kinaan yang tak tau apa yang sedang terjadi, hanya menatap heran sinteron perselingkuhan didepannya. Sebenarnya ia ingin kembali ke meja, tapi ia takut jika terjadi apa apa pada gadis didepannya. Bukan karena ia peduli, tapi karena takut Umi dan Abi memarahinya.

Zero mendekat ke arah Aliza membuat si gadis sedikit berjalan mundur. Zero menatap tajam Aliza, lebih tajam dari Aliza menatapnya.
"DIA SIAPA!" Bentak Zero, yang membuat Aliza sedikit kaget. Ia sangat tidak suka dibentak, ia cenggeng. Hatinya terlalu lembut untuk dikasari.

Kinaan yang melihat itu, mendekat ke arah Zero. Ia tak terima perlakuan Pria kasar didepannya ini kepada Aliza. Ia mengeluarkan tatapan yang jarang sekali ia perlihatkan, tatapan tajam bak Srigala yang ingin memangsa tawanannya.

"G U E, CALON SUAMINYA" Ucap Kinaan penuh penekanan.

Bughh!

Satu tinjuan, mengenai rahang kokoh Kinaan. Ia meringis kesakitan.

Kinaan mengusap sedikit darah diujung bibirnya.
"Gue nggak suka lo kasari perempuan, apalagi Aliza" ucapnya.

Santri Pilihan Bunda [ SUDAH TERBIT & TERSEDIA DI GRAMEDIA ]Where stories live. Discover now