19 - Blue note

959 182 20
                                    

Sudah beberapa malam ini Aku memaksakan diri untuk tetap terjaga. Aku menyesap kopi hampir setiap jamnya. Malam hari aku sengaja keluar rumah dan berlari mengitari komplek agar tetap terjaga. Namun semua itu gagal pada hari ketiga. Taehyung mendapatiku tertidur di ujung tangga dan hampir jatuh jika saja ia tidak cepat-cepat mengangkatku kekamar. Semua itu kulakukan hanya karena aku takut berada di dunia mimpi, aku takut tak mendapati Sehun dan juga Chanyeol disana.

Saat membuka mata kudapati Jongin telah duduk didepan tempat tidurku dengan kedua tangannya ia lipat didepan dada.

"Tidur saja lagi" serunya saat melihatku membuka mata.

"Tidak, aku tidak boleh tidur" Inginku segera bangkit namun kepalaku tiba-tiba pusing.

"Waegeurae?" Seru Jongin bangkit dari tempat duduknya mendekat padaku saat melihatku kembali berbaring dengan memegang keningku.

"Kau harus banyak tidur, kau gila tidak tidur selama tiga hari! Kau bukan robot dan apa yang membuatmu tidak tidur seperti itu? Idiot!" Bentak jongin.

Mendengar pertanyaan Jongin membuatku meringis, ketakutanku menghadapi kenyataan begitu besar. Aku takut menghadapi kenyataan bahwa didalam mimpipun aku tak akan dapat bertemu Sehun. Dan terlebih di dalam mimpi Chanyeol mengorbankan dirinya sendiri demi keselamatanku. Bukankah itu gila? Ya bertemu dengan Chanyeol dan Sehun dalam mimpi saja orang pasti berpikir aku gila, apalagi jika kuceritakan bagaimana mereka bersikap padaku. Bisa-bisa Taehyung akan memanggil ayah dan ibuku pulang lalu mereka akan membawaku ke rumah sakit jiwa.

"Dan mengapa kau menangis?" Tambah Jongin sembari menepuk bahuku. Tak menjawab Jongin aku terus menangis.

Seminggu penuh kedepan Jongin mengirimkan surat keterangan dokter yang ia dapatkan dari teman kelasnya yang kebetulan kedua orang tuanya adalah dokter pada dosen-dosenku. Jadi seminggu kedepan aku harus beristirahat dirumah. Begitu katanya.

...

Karena terus menangis dirumah, Jongin membawaku ke cafe minseok oppa agar aku sedikit bisa menikmati udara segar, kami juga sembari menunggu Taehyung pulang dari sekolahnya.

"Sebenarnya apa yang terjadi padamu? Kau tak mau cerita padaku?" Seru Jongin sebelum menyesap kopinya.

"Aku baik-baik saja, tidak ada yang terjadi padaku" balasku.

Kulihat Kening Jongin mengkerut lalu meletakkan kopinya dan menatapku mengintimidasi.

"Kau tak baik-baik saja Tae! Apa karena Sehun lagi? Demi tuhan ini sudah lebih dari Setahun! Sehun juga tak suka jika kau begini terus!"

Jleb, kata-kata Jongin sukses menusuk hatiku. Benar, Sehun tak akan pernah suka jika aku bersedih karenanya. Tapi mau gimana lagi. Aku tak bisa, setahun? Setahun berjalan begitu cepat rupanya, tapi bagiku ini baru seminggu dari kepergian Sehun.

Seminggu setelah aku takut kembali kedunia mimpi. Aku takut menghadapi kenyataan. lagi.

Tak lama Taehyung pun masuk kedalam cafe bersama Dahyun, gadis yang bekerja di cafe minseok oppa juga gadis yang sempat disukai Taehyung. Aku bangkit dari tempat dudukku lalu mengikuti gadis itu.

Aku ingin bertanya sesuatu padanya. Mengingat ia pernah berada dimasa yang sama sepertiku.

"Cogiyo!" Seruku saat ia baru saja akan masuk keruang khusus staff cafe.

LUCID DREAMING (SEHUN - CHANYEOL)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz