12

12.6K 3.6K 595
                                    












Setelah meyakinkan diri, Haechan memutuskan kalau masalah hidupnya hanya ia sendiri yang bisa menyelesaikan. Pertama-tama, ia harus mencari tahu ㅡuntuk apa Joa bertemu Taeyong?
Mungkin akan lebih mudah kalau ia tahu apa yang sudah mereka bicarakan. Selain itu, Haechan juga mencari waktu yang tepat untuk menunjukkan pada Taeyong kalau dia tidak pernah sekalipun menjelek-jelekkan teman satu tim-nya itu.


"Satu kali lagi, oke?" perintah vocal trainer dari luar ruang rekaman yang disekat kaca.

Haechan mengangguk patuh, menyanyikan bait lagu yang sudah mereka latih selama beberapa jam belakangan. Ia melakukanya dengan sempurna, sampai pelatih mereka mengacungkan jempol. Sesuai janji, Haechan boleh istirahat setelah ini.

"Mau makan siang sekarang?" tanya para staff pada Haechan yang tinggal sendirian di ruangan ini ㅡteman-temannya sudah mendapat giliran lebih dulu.

"Belum waktunya," jawab Haechan sambil melirik jam-nya. "Silakan makan siang duluan."

"Oke. Lanjut jam sebelas ya, habis ini masih giliranmu dan Renjun," kata perempuan rambut keriting yang menjadi vocal trainer mereka.

"Oke," jawab Haechan sambil mengangguk sopan.


Setelah menunggu semua orang pergi mengosongan ruangan ini, Haechan langsung mengambil ponselnya di ransel. Akhirnya saat yang ia tunggu-tunggu tiba juga. Sudah tidak ada orang, waktunya melakukan rencana yang sejak pagi sudah mengganggu pikirannya.

"Starfish, Honeycake, Dazzlingblue... Apa-apaan semuanya nama samaran?" Haechan bicara sendiri sambil membaca kontak yang dikirim salah satu teman sasaeng-nya.

Dengan gusar Haechan berdecak, bingung harus percaya atau tidak. Park Jinju, teman Lim Joa sekaligus salah satu staff di fansite mereka untuk Haechan. Tapi perempuan itu sudah berhenti karena akan menikah bulan depan. Dia bilang tidak bisa bantu memberitahu Joa di mana sekarang, hanya bisa memberikan kontak teman-temannya yang mungkin tahu.

Akhirnya Haechan memutuskan menelepon Jinju untuk memastikan apa kontak ini benar-benar nyata atau hanya fiktif. Setelah apa yang belakangan terjadi padanya, percaya pada orang lain tidak lagi semudah itu.

"Halo? Jinju noona," ujar Haechan begitu telepon tersambung.

"Haechan? Lee Donghyuk?" sahut suara di seberang sana.

"Iya, ini aku ㅡpakai nomor kantor. Sengaja biar nggak ketauan."

"Oh- ada apa ya?"

"Noona, sorry aku cuma mau tanya, kontak itu yakin kenal Joa noona? Kenapa semuanya nama inisial bukan nama asli?" cecar Haechan.

"Ck- yang bener aja. Kirain kamu dan Joa cukup akrab, ternyata nggak ya? Dia nggak pernah menyimpan kontak temen-temen 'rahasia'-nya dengan nama asli," jawab Park Jinju.

"Jadiㅡ semua itu kontak asli?"

"Ya, coba sendiri kalau nggak percaya. Tapi saya nggak bisa janji mereka mau membocorkan tentang kehidupan Joa. Udah ya, saya sibuk."

"Sebentar-"

Pip

Dengus gusar keluar dari hidung Haechan karena telepon dimatikan sebelum dia sempat bertanya lagi. Menyebalkan sekali, padahal ia cuma mau bertanya barangkali Jinju pernah bertemu Joa dalam waktu dekat. Sumpah, Haechan penasaran apa yang dilakukan Joa dengan Taeyong?

Antara penasaran dan cemburu.
Haechan benci perasaan ini. Ia ingin berhenti menyukai gadis itu ㅡatau lebih baik tidak menyukai orang lain selamanya.


Hilarious ✔Where stories live. Discover now