10

15.5K 4.5K 770
                                    

Tidak butuh waktu lama bagi Haechan untuk menyesali apa yang dia lakukan kemarin. Lee Taeyong bilang dia brengsek? Cih, justru sekarang Haechan pikir justru Taeyong lah yang brengseknya sudah kelewatan. Persetan dengan kesopanan, Haechan menyesal sudah mempertaruhkan rasa malu dan keberanian untuk bicara dengan Taeyong. Sudah dia duga, orang itu tidak akan mau mengerti.


Tapi di sisi lain, kata-kata Taeyong terus terngiang di telinga Haechan. Tentang trust issue yang dialami Taeyong, dan tentang 'ada kalanya kamu harus berpisah sama orang-orang yang selama ini selalu bersama kamu'. Sumpah-itu salah satu bagian paling menyakitkan untuk dibayangkan.








Maksudnya, bayangkan-berpisah dengan teman satu grup band -nya suatu saat nanti?

Setelah selama ini?


Apalagi dengan Renjun yang literally melewatkan masa kecil bersama sebagai trainee?

Kehilangan semua teman suatu saat nanti adalah hal yang belum pernah ia pikirkan sebelumnya. Mungkin harusnya Haechan berterima kasih pada Taeyong, walaupun cara Taeyong menyadarkannya sama sekali tidak menyenangkan.


Sesak menyumbat pangkal tenggorokan Haechan setelah pemikiran mendalam tentang berpisah, disband, dan bertambah dewasa. Apalagi suasana hatinya sedang buruk. Seandainya ini bukan di rumah sakit, mungkin butiran air yang sudah menggenang di kelopak matanya tidak bisa ditahan lagi.









"Apa kata dokter?"

"Apa lagi? Aku kelainan," jawab Haechan pada manager-nya yang menunggu di depan pintu ruang konsultasi jiwa. Ya, ia baru memenuhi jadwal konselingnya.

Haechan melihat managernya menghela nafas. "Kalau orang tuamu tanya, aku harus jawab apa?"

"Nggak usah dijawab," kata Haechan. "Mereka cuma bisa marah-marah, nggak ada bedanya sama orang dewasa lain. Makanya, hyung jangan ngomel juga."

Mereka berjalan berdampingan di koridor rumah sakit.

"Emangnya kenapa mereka marah?" selidik manager hyung. Ahㅡ ini manager termuda NVT, makanya Haechan rasa hyung-nya ini bisa diajak kompromi.

"Orang tuaku?"

"Ya."

Haechan mendesah jengah. "Karena mereka heran, kenapa anaknya bisa se-abnormal ini."

"Um... sexual fetish bukan kelainan, itu masalah... apa ya? Selera? Mental?" timpalnya.

"Hyung," panggil Haechan. "Apa mencintai seseorang bisa salah?"


Hening sejenak, Haechan menunggu tanggapan dari managernya yang tampak bingung mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. tapi di luar dugaan Haechan, tawa laki-laki itu pecah, bergema di koridor rumah sakit.


"Ish," desis Haechan kesal. "Malah ketawa."

"Aduh, sorry," manager hyung menyusul Haechan yang berjalan dengan langkah kaki agak dihentakkan. "Habis rasanya agak aneh."

"Aneh apanya?"

"Ya anehㅡ kenapa Lee Donghyuk ternyata udah mulai dewasa. Di mataku kalian semua masih bayi," laki-laki itu tertawa lagi.

"Astaga, bayi apanya. Nggak tau ya udah berapa kali Yuta sama Winwin hyung ganti cewek?"

"Nggak mau tau."

"Tapi kan udah tau."

"Iya deh, terserah," pria muda itu mengibaskan telapak tangannya, sementara mereka mulai memasuki basement menuju area parkir. "Asal kalian nggak kelewat batas, nikmati aja masa muda."

"Jadi menurut hyung, aku normal kan?" tanya Haechan ragu.


Jeda sesaat sebelum akhirnya Haechan mendapatkan tanggapan paling dewasa dan masuk akal tentang sexual fetish-nya selama ini.

"Ini bukan masalah normal atau nggak normal. Cinta nggak pernah salah, tapi keadaan bisa salah. Manusia nggak hanya hidup untuk dirinya sendiri, Lee Donghyuk, perbuatan kita berpengaruh terhadap orang lain -apalagi yang terdekat.
Pikir baik-baik," jawab manager hyung panjang lebar sambil membuka pintu van untuk Haechan.







Jadi maksudnya... jangan egois?







Ya, pasti maksudnya jangan memaksakan semua yang kita inginkan. Termasuk memaksakan perasaannya pada Lim Joa, dan memaksa Taeyong mengerti sementara dia tidak mau menunjukkan bukti...

Selama ini Haechan hanya memikirkan apa yang ia inginkan.








"Udah, jangan murung terus," ujar manager hyung saat mobil mulai bergulir ke luar area rumah sakit. "Jadi dewasa nggak harus sekaligus, butuh proses."

Haechan hanya mengangguk.

"Lagian, emang se-nggak menarik itu ya cewek-cewek yang seumuran?" ledek manager hyung. "Hina cantik loh, Herin juga, Lami-"

"Ih, apaan!" kilah Haechan mendengar nama teman-teman dekatnya disebut.

Tentu saja manager-nya malah tertawa senang lagi. "Hm... ya udah, maunya yang lebih tua? Ko Eunji? Yerim juga cantik~"

"Tau ah," sahut Haechan cuek.

"Dih ngambek," cibir pria di sampingnya. "Es krim aja deh, mau?"

"Ya mau laaah!"

"Tapi jawab duluㅡ Yerim?"

"Hyung!"

"Pp- ppalganmat!"

"HYUNG!"

ㅡtbc

+reminder lagi, karena ini settingnya sama kayak cerita nowhere dan backup, jadi ceritanya tahun lalu bukan sekarang (2018) :))

Hilarious ✔Where stories live. Discover now