07

17.5K 5.1K 1K
                                    

"Anilalini... eh apa tadi?" ucap Renjun tidak jelas.


"Anililagnia," jelas Haechan, menunduk sambil mengadu kuku jari dengan gelisah.

"Itu apa? Kedengerannya kayak nama model victoria's secret," timpal Renjun.

"Heh," tegur Haechan. "Jangan ngaco. Dari mana tau nama-nama model victoria's secret? Aduh Renjun udah nggak suci ternyata."

Renjun menimpali. "Chan, lanjutin dulu. Kita nggak tau anili anili itu apa."

Haechan mengangguk setuju.
Ini kesempatan emas, akhirnya Haechan mau lebih terbuka tentang dirinya.




"Ng... anu..." Haechan ragu.

Renjun memperhatikan serius, menunggu.



"Itu..."

Haechan menghela nafas lalu memejamkan matanya sebelum mengatakan dengan lantang; "Itu sexual fetish ㅡaku mengidap fetish aneh itu."

"Ha?"

"Sexual?"

"Fetish?"

"Kamu ngomong apa sih?"



Benar saja, batin Haechan.

Sesuai dugaannya, Renjun ini pasti bingung. Sama seperti saat dulu ia pertama kali mendengar istilah itu dari psikolognya.

"Chan," Renjun menepuk bahu Haechan dari samping. "Jelasin ke kita, sedikit-sedikit."

"Aku..." ucap Haechan terbata. "Aku malu."

Mereka saling bertukar pandang, Renjun jelas masih belum paham arah pembicaraan mereka.


"Aku tau fetish itu apa," ucap Renjun. "Tapi aku nggak tau anililagnia itu fetish macam apa."

"Itu..." Haechan menggaruk karpet tempatnya duduk. "Fiuh, oke ㅡitu fetish yang artinya aku suka sama cewek yang jauh lebih tua."

Hening sebelum Renjun memberanikan diri bertanya.
"Sejauh apa?"

"Sepuluh tahun," jawab Haechan tanpa menatap teman-temannya. "Gila, kan?"

Awkward silent moment.

"Siapa orangnya, Chan?" tanya Renjun lagi.

Lagi-lagi Haechan menarik nafas panjang, rasanya benar-benar aneh mengekspos rahasia terdalamnya.

Tapi toh mereka sudah telanjur tahu cukup banyak ㅡkepalang tanggung.



"Kalian nggak kenal," jawab Haechan. "Tapi aku udah memutuskan kalian harus tau. Karena ini awal dari segala masalah yang aku alami sekarang."

Renjun tidak menginterupsi, memberi waktu pada Haechan untuk memilih kata-kata dan mempersiapkan diri.




"Dia sasaeng fan. Lebih tepatnya mantan Sasaeng fan," ujar Haechan.

"Apa?! Gila ya? Chan? Yang bener aja!"

"Terserah kalian mau anggap aku gila atau apa," jawab Haechan. "Namanya Lim Joa, aku udah kenal dia sejak predebut. Walaupun dia sasaeng, tapi dia orang baik."

Renjun berdecak sarkastik mendengar kata 'orang baik'.

"Jadi sekarang kalian backstreet?" tanyanya.

Haechan menggeleng.
"Nggak. Dia nggak tau soal perasaan atau fetish itu. Dia nggak boleh tau."

Renjun tidak bisa menahan diri untuk menarik nafas lega. Pasalnya, bisa semakin rumit persoalannya kalau Haechan diam-diam punya pacar ㅡapalagi kalau ketahuan manager mereka.

"Sebentar..." Renjun mengusap dagunya. "Jadi... skandal itu berarti bener dong?"

"Iya."

"Wah, Chan ㅡkamu... Ah, aku nggak menyangka!"

"Tapi cuma sebagian!" seru Haechan. "Dan ini semua bukan salah Joa noona!"

"Kamu bukan sengaja belain dia karena suka kan?" tandas Renjun.

Haechan menghela nafas.
"Ceritanya panjang, tolong denger baik-baik. Dan yang paling penting...." Haechan menatap teman-temannya bergantian. "Kamu percaya aku kan?"

"1000%" jawab Renjun mantap sambil menepuk bahu Haechan ㅡmengisyaratkan untuk melanjutkan ceritanya.

"Oke," ujar Haechan.
"Jadi tentang cake itu, emang bener aku yang beli. Tapi itu bukan buat personal. Joa noona punya fansite gitu kan sama temen-temen sasaeng-nya ㅡnah, aku kasih cake itu buat anniversary fansite mereka."

"Terus," Haechan melanjutkan. "Ada satu cewek labil yang ceroboh posting tentang cake itu di socmed, namanya Cha Eunbi. Dan Eunbi itu nggak tau bilang apa sama temennya yang akhirnya nyebarin fake chat aku tentang Taeyong hyung itu."

Haechan menghela nafas.
"Eunbi noona juga yang nyebarin rekaman telepon gue sama Joa noona," ujarnya. "Jadi, semua skandal itu bener ㅡkecuali chat gue tentang Taeyong hyung."

Renjun menatap Haechan yang tertunduk sedih menyebut nama Lee Taeyong.







"Chan... Kenapa sih nggak cerita dari dulu?" tanya Renjun.

"Aku butuh waktu, aku malu ㅡdan takut kalian nggak bisa ngerti keadaan ku."

"Udah lah, yang udah terjadi jangan disesali," kata Renjun. "Yang penting sekarang gimana caranya kamu memperbaiki keadaan, Chan. Sebentar lagi NVT comeback, kamu nggak mungkin gini terus."

"Iya, aku tau," timpal Haechan. "Lagian aku juga capek dianggap nggak ada terus diantara hyung line."



"Kita pikirin caranya buat meyakinkan Taeyong hyung," ujar Renjun. "Tapi sekarang makan dulu, laper dengerin kamu curhat."



Haechan tertawa pelan, rasanya beban berat yang memenuhi rongga dadanya berkurang drastis.

"Makasih ya, udah mau denger dan percaya."


"That's what friends are for!" ucap Renjun dengan gaya rapper yang tampak aneh menurut Haechan.


"Keep smiling, keep shining~
Knowing you can always count on me, for sure, that's what friends are for~
For good times and bad times I'll be on your side forever more, that's what friends are for~🎶"

"Ew, Jun," Haechan mencibir nyanyian Renjun. "Seleramu jadul banget, itu kan lagu jaman kakek ku masih muda."

"Biarin."

Lagi-lagi Haechan tersenyum lega.

Renjun sudah mendengar penjelasannya, selanjutnya tinggal Lee Taeyong...

.
.
.
.
.
ㅡtbc

Thank u for reading ❤
Find out side stories of this work here at my profile smallnoona

Thank u for reading ❤Find out side stories of this work here at my profile smallnoona

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.
Hilarious ✔Where stories live. Discover now