3O. Organisasi Penyihir Remaja

2.3K 700 227
                                    


"Jangan lupa besok ada pertemuan di kafe Kak Haechan." Seongmin membuka obrolan di tengah perjalanan menuju tempat parkir.

Hari ini Yujin nebeng Seongmin karena Jiheon dijemput. Biasa lah, sekarang kan Doyoung udah balik ke dirinya yang dulu, mau nggak mau Yujin juga ikut kembali ke rutinitas awal alias jadi penghuni tetap jok belakang motor scoopy-nya Jiheon. Minhee tadi nawarin untuk bareng juga sih, tapi Yujin tolak karena males.

Yujin tau persis kok Minhee lagi deketin dia. Mulai dari sikapnya yang berlebihan tentang Doyoung, mendadak jadi nempelin Yujin kemana-mana, dan overprotecive pada gadis itu.

"Lo udah ngingetin gue sembilan ribu tujuh ratus empat puluh delapan kali ya bangsul." seru Yujin, udah capek sama Seongmin yang terus-terusan ngingetin Yujin mengenai hal itu. Bahkan reminder dan alarm di ponselnya aja kalah.

"Lebay." ceplos Seongmin.

"Yaa lagiaaan, dikira gue nggak muak apa dengernya?" Yujin memutar kedua bola matanya.

"Siapa tau? Otak lo kan kopong."

"Anying." desis Yujin.

"Jin eh lo sadar nggak sih Minhee gencer pdkt-in lo setelah Doyoung minum penawar?"

"Sadar." jawab Yujin. "Makanya gue cuekin. Dia juga yang suggest gue buat cepet-cepet ke Koh Winwin, emang udah ngerencanain deh kayaknya. Apalagi setelah pegat sama Nayoung."

"Terus kenapa lo nurutin dia?"

"Karena.. di balik itu semua, dia bener, Seong. Gue nggak bisa nahan seseorang yang ada di sisi gue karena terpaksa. Gue nggak mau jadi egois." jawab Yujin cepat.

Seongmin menanggapi dengan anggukan. "Kisah percintaan lo rumit juga ya, Nyet."

"Emang." Yujin merengut. "Tuhan jahat deh sama gue."

"Hush!!" seru Seongmin. "Gak bakal rumit kalo lo gak bikin love potion."

"Iya iyaa semua salah gueee!!!"

"Ahn Seongmin!" seseorang tiba-tiba memanggil Seongmin, membuat dua anak adam yang sedang terlibat cekcok kecil tersebut menoleh.

"Apa, Doy?" sahut Seongmin.

Dari arah depan, Doyoung berjalan menghampiri Seongmin dengan Haruto di sampingnya.

"Hari ini gue skip, kalo mau ambil skateboard ke rumah aja." ujar Doyoung.

Seongmin mengangguk sembari mengacungkan jempolnya. "Sip. Tumben banget skip, mau kemana?"

Doyoung melirik Haruto, "Nih, gara-gara curut satu."

Haruto mengernyitkan dahi, jari telunjuknya ia arahkan ke dirinya sendiri. "Gue?"

"Iyeee." sembur Doyoung. "Yaudah gue duluan, Seong."

Pemuda bersurai gelap itu melangkahkan kakinya mendahului Seongmin dan Yujin. Yujin sempat memperhatikannya sebentar, tentu dengan degup jantung yang berdebar melampaui batas. Sedangkan Doyoung sama sekali tidak menolehkan kepalanya ke arah tempat Yujin berdiri. Terlihat sama sekali tidak berminat untuk meliriknya.

Berbeda dengan Haruto, Si Kapten Basket kebanggaan sekolah, ia malah melihat Yujin dari atas sampai bawah dengan pandangan menilai.

Yujin risih.

"Woi, lo nggak nyusul Doyoung?" seru Seongmin.

"Ah iya hahahah." Haruto tertawa canggung. Kemudian berlalu begitu saja.

Selepas kepergian Haruto dan Doyoung, Yujin langsung menyenggol Seongmin dan membisikkannya sesuatu.

"Seong, sejak kapan lo sedeket itu sama Doyoung?" Yujin memicingkan matanya curiga.

LOVE POTIONWhere stories live. Discover now