Part 40 |

92.2K 6K 270
                                    


Hari yang di tunggu-tunggu pun datang. Hari ini adalah hari dimana Nea berangkat menuju kampung halaman nya. Saat ini Nea tengah berada di dalam pesawat pribadi suami nya. Berbeda saat ia pertama naik pesawat, ia sangat ketakutan sendiri tapi saat ini orang yang membawanya naik pesawat untuk pertamakali ada di sampinya untuk menenang kan nya. Walau ini bukan yang pertama kali ia naik pesawat namu rasana masih tetap sama takut tegang bercampur menjadi satu  hingga membuat tangan nya berkeringat dingin.

Dari awal pesawat lepas landas hingga mendarat di bandara tujuan nya tak henti-henti nya Ryszard memegangi dan mengecup tangan Nea untuk mengurangi kegelisahan nya. Setelah mereka turun dari pesawat, mereka langsung masuk kedalam mobil untuk menuju kota kelahiran Nea. Di kota kelahiran Nea belum ada bandara makanya ia turun di bandara kota lain baru naik mobil lagi menuju kota  kelahiran nya. Cukup rumit bukan?

Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil untuk menuju kota kelahiran Nea. Butuh waktu kira-kira dua jam untuk sampai disana. Di dalam mobil Nea masih saja gelisah memikirkan reaksi ibunya nanti jika mengetahui bahwa ia sudah menikah dan saat ini tengah  hamil dengan suami nya.

"Tenang lah, ibu mu pasti akan mengerti dengan keadaan mu." ucap nya dengan mengecup tangan sang istri.

"Tapi aku takut jika nanti ibuku di gosip kan orang-orang karena aku" ucap Nea  di tengah kegelisahan nya.
  
" Sudah lah jangan dipikirkan lagi, sekarang kau tengah mengandung dan  itu tidak baik untuk baby twins kita. Jika  kau tetap seperti ini lebih baik kita balik saja ke jakarta" ancam Ryszard.

"Tidak-tidak masa iya kita sudah hampir sampai malah balik lagi"

"Makanya tenang kan dirimu, kita akan hadapi ini semua sama-sama."

Sesampai nya di kampung Nea mereka tak langsung kerumah nya, melain kan mengunjungi makan sang ayah terlebih dahulu.

Tak terasa kini sudah hampir satu tahun lama nya ayah nya meninggal kan Nea dan selama itu pula sudah banyak merubah kehidupan nya.

Nea tak kuasa menahan tangis saat   berada tepat di depan makam sang  ayah. Sambil menangis ia memeluk batu nisan sang ayah. Ryszard yang melihat nya hanya dia dan membiarkan sang istri melepaskan rindu terhadap ayah nya.

"Pak Nea datang... tapi kali ini Nea nggak datang kesini sendirian... Nea bawa suami Nea.... Tapi bukan hanya itu pak Nea sebentar lagi akan jadi ibu dan bapak akan jadi kakek" ucap Nea dengan di iringi isak tangis yang mendalam.

Nea terus saja meracau mengajak bicara sang ayah dan menceritakan semua yang ia alami belakangan ini setelah sepeninggalan ayah nya.

Ditempat lain ada seorang ibu-ibu berjalan tergopoh-gopoh menuju suatu rumah.

"Bu romlah... bu Romlah" ucap ibu-ibu itu sambil menggedor rumah bu Romlah.

Seorang ibu-ibu lain nya keluar dari sebuah rumah yang pintun nya di gedor.

"Iyo enek opo jem?" (Iya ada apa jem?" Tanya ibu yang baru saja keluar dari rumah itu kepada ibu yang bernama ponijem itu.

"Iku lo aku mau ketok Nea kok kuburan karo wong lanang ganteng, gede, duwur. Sopo yo kui? Opo calon matu mu?"(itu loh aku tadi liat Nea di makam sama pria ganteng, gagah, tinggi. Siapa ya itu? Apa calon menantu mu?) Ucap ibu itu mendeskripsikan perawakan Ryszard.

Tampak raut kebingungan menghiasi wajah bu Romlah.

"Tenan to?"(benar kah?).

"Gak bender piye? Wong aku seng ndelok dewe. Tumpak ane mobil apik, koyok e larang kui" (nggak benar gimana? Orang saya sendiri yang lihat. Kendaraan nya mobil bagus, kayak nya mahal itu).

Terpaksa Menikah Dengan CEO [Revisi]Where stories live. Discover now