03: Momen Jatuh Cinta

1.4K 176 6
                                    

Momen Jatuh Cinta

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.


Momen Jatuh Cinta.

Mulai mencintai seseorang adalah salah satu momen menakjubkan bagi setiap orang. Rasanya seperti terpeleset jatuh dan tak sempat untuk meraih apapun untuk dijadikan pegangan. Segala hal rasanya menjadi sebuah kombinasi yang tidak begitu kentara. Selain itu, kita sendiri juga tak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Saat itu, Lee Taeyong muda jatuh cinta dengan gadis itu. Gadis dengan surai panjang, bermata bulat, dan berpipi gembul. Sejak pertemuan pertama saat awal semester ia duduk di tingkat dua sekolah menengah atas, wajah imut gadis itu saat tersenyum padanya sudah berputar-putar di kepalanya tak bisa pergi. Apalagi saat diam-diam ia melihat semua sifat terpuji yang gadis itu miliki. Duh! Si Taeyong muda jadi makin jatuh cinta saja, hehehe.

***

"Hei, Mbul!"

Jennie yang sedang membaca buku novelnya hanya mendengus mendengar sapaan yang pastinya ditunjukkan padanya. Siapa lagi kalau bukan Lee Taeyong? Hanya lelaki itu yang memanggilnya begitu. Dari suaranya saja sudah menyebalkan, huh!

Taeyong yang baru datang dengan wajah berbinarnya langsung memposisikan dirinya duduk di samping Jennie.

"Hei, Gembul!" Panggil Taeyong lagi --dengan nada jahil, karena gadis di sampingnya tetap sibuk membaca dan mengacuhkan kehadirannya membuat wajah Taeyong menjadi kusut seketika.

Dengan cepat dia merebut buku novel di tangan Jennie dan menyembunyikannya. Taeyong tuh sebal sekali jika diacuhkan.

Jennie sontak menatap Taeyong galak --yang malah terlihat menggemaskan. Taeyong sampai menggigit bibir bawahnya agar tidak tersenyum. Duh, bagaimana Taeyong bisa marah jika begini?

"Aku tidak suka, ya, calon istriku tidak menjawab sapaanku," rajuk Taeyong.

Gadis yang lebih muda menghela napas lelah. Bisa tidak sih, sehari saja Lee Taeyong tidak mengganggunya?

"Ayo minta maaf pada calon suamimu ini!" Tuntut Taeyong. "Baru aku kembalikan bukunya,"

Jennie hanya pasrah, tidak mau berdebat dengan Taeyong kali ini. "Kak... aku minta maaf,"

"Bagus," bangga Taeyong, lalu mengembalikan buku novelnya pada Jennie dan mengusap pucuk kepalanya. Gemas sekali pada gadis ini jika menurut seperti tadi. "Seorang istri harus menurut pada suaminya,"

Jennie pura-pura tidak dengar dan kembali membaca bukunya. Taeyong masih sebal, tapi dia malah meletakkan kepalanya di kedua paha Jennie dan meluruskan kedua kakinya di bangku taman yang sedang mereka duduki --mencari posisi ternyaman untuk terlelap.

"Aku tidak suka diacuhkan, jadi aku tidur saja selagi kamu membaca," kata Taeyong sebelum memejamkan matanya.

Jennie menggulirkan kedua bola matanya. "Kenapa sih, Kakak suka sekali menggangguku?"

"Hei, aku tidak mengganggumu, ya, aku hanya ingin membuat kita terbiasa jika sudah menjadi suami istri, ehehehehe," balas Taeyong jahil.

"Dasar gila!" Jennie mendengus. "Masih kecil sudah bahas suami istri!"

***

eyong & embul is here!👋

eyong & embul is here!👋

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
La FamilleDonde viven las historias. Descúbrelo ahora