Bab 19

17.7K 1.3K 60
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE


"Kakak! Abang!" teriak Ziel sambil berlari

"Hei baby jangan berteriak dan hentikan larimu!" peringat Vallo

Melihat anaknya yang tidak mendengar peringatannya Vallo mempercepat langkahnya menyusul Ziel.

Sret
Dengan mudah Vallo menyusul Ziel lalu mengangkat Ziel ke gendongannya.

"Ck, mulai nakal hum?" desis Vallo

"Hehehe maaf Papa,"

"Maaf ulangi maaf ulangi, siklusmu selalu seperti itu,"

Ziel tidak mengelak lagi dengan apa yang Vallo katakan. Ia menyandarkan kepalanya dibahu tegap Vallo. Kepalanya sedikit pusing karena baru saja bangun tidur langsung berlari.

Vallo duduk disingle sofa yang ada diruang keluarga. Secara otomatis Ziel ada dipangkuannya. Disana juga sudah ada twins G.

"Baby kemana celanamu?" tanya Gaven

Sontak Ziel menunduk melihat celananya lalu tiba tiba berdiri kala melihat pakaian nya bukan lagi seragam sekolah yang ia pakai ke kantor Vallo.

Tapi justru tindakannya yang tiba tiba membuat tubuhnya tidak seimbang dan kepalanya terasa berputar. Pandanganya juga tiba tiba gelap.

Dengan sigap Vallo memegang kedua lengan Ziel agar tidak terjatuh kemudian mendudukan Ziel kembali kepangkuannya.

"Kenapa? Pusing kan?" ucap Vallo

Ziel tidak menjawab, ia hanya duduk dipangkuan Vallo sambil memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Tadi pagi memang ia masih agak pusing tapi kini malah semakin pusing.

"Ayo kita makan lalu minum obat agar tidak pusing lagi,"

Vallo segera mengangkat Ziel ke gendongannya. Namun Ziel menggelengkan kepalanya yang bersandar didada Vallo.

"Engga mau makan,"

"No, kamu harus makan baby,"

"Hum benar dek, besok kalo udah sembuh abang buatin es kul kul," ucap Gaven

"Jika kamu tidak sembuh sembuh karena susah minum obat jangan salahkan abang jika es kul kul buatan bang Gaven abang habisin," sahut Gevan yang langsung mendapatkan tatapan maut dari Ziel

"No! Gak boleh!"

"Emangnya kenapa? Kan salahmu yang tidak mau minum obat hingga lama sembuh," ucap Gevan

"Sudah Gevan Adekmu sedang sakit," lerai Vallo

"Sakit kok bebal pergi sekolah," ejek Gevan

"Jadi mau debat sampe jam makan malam?" ucap Gaven

"Hah, ayo ke meja makan,"

Vallo memimpin keluarga kecilnya menuju meja makan. Tapi ada yang kurang, yaitu Enver yang tidak terlihat. Ketidakberadaan Enver itu pun membuat Ziel bingung.

"Kakak mana?"

"Enver melanjutkan pekerjaannya diluar kota mungkin besok atau senin baru kembali,"

FAZIELLODove le storie prendono vita. Scoprilo ora