Bab 13

21.3K 1.6K 67
                                    

Ayo penuhi komen kalian, aku suka bacanya xixixi
HAPPY READING LOVEE


"Kok kamu gitu sih!" sebal Ana sambil menghentak hentakkan kakinya ke lantai tak lupa memajukan bibirnya menyerupai bebek.

"Dih dikira lucu kali ya dia," cibir Ziel dengan mata julidnya.

Gaven hanya menggeleng gelengkan kepalanya melihat kelakuan mulut Ziel yang sangat pedas itu. Lalu memanggil maid guna membersihkan kucing Ziel.

"Kamu, tolong mandikan kucing itu atau sekalian bawa ke pet care," ucap Gaven

"Apa itu pet care?" bingung Ziel yang merasa asing dengan istilah yang diucapkan Gaven

"Hum? Pet care itu semacam salon hewan. Beberapa pet care juga melayani perawatan kesehatan hewan. Biar kucingmu-"

"Cimi!" sahut Ziel memotong ucapan Gaven

"Iya iya, biar cimi dibawa maid ke pet care untuk dibersihkan dan dicek kesehatannya. Nanti kalo dia sakit terus nular ke kamu gimana hayo?"

"Eh? Masa nanti Adek sakit kucing,"

"Makanya anehkan? Biasanya penyakit aneh juga susah disembuhin makin lama deh tidur dirumah sakitnya," canda Gaven

"Ihhh gamau gamau, Bi! nih ambil Ciminya! Tapi besok aku pulang sekolah Cimi udah balik yaa?"

"Siap tuan kecil, saya permisi,"

"Hum! Bubayy Cimi cayanggg~,"

Gaven yang teringat bahwa ia turun untuk membuatkan teh tawar hangat untuk Gevan pun segera menuju ke dapur.

ting
"Papa!" pekik Ziel

Ia memberontak turun lalu berlari menuju Vallo yang baru saja keluar dari Lift. Dengan masih memakai celana kerja dan kemeja lengan panjang yang digulung hingga siku.

Namun saat hampir sampai ia dihalangi oleh Ana yang tiba tiba berdiri sambil membentangkan tangannya diantara ia dan Vallo.

"Stop! Aku udah bilangin berapa kali sih kok kamu engga sadar sadar kalo kamu itu kotor banyak kumannya! Jangan deket deket orang dulu! Nanti P-papa ikut kotor!" lantang Ana dan berani menyebut Vallo Papa.

Aura dingin mencekat seluruh orang yang ada disana. Suasana lantai satu mansion Calderion yang begitu luas kini terasa sesak.

Tapi tidak dengan Enver yang sudah biasa dan kelinci nakal Calderion yang hanya merasakan bulu kuduknya berdiri.

"Siapa yang lo panggil Papa?!" marah Ziel.

Sedangkan penyebab kemarahan Ziel hanya melirik Vallo malu malu yang tentu membuat kemarahan Ziel semakin meradang. Ia takut nasibnya akan sama dengan cerita cerita yang pernah ia baca, yaitu bungsu yang terasingkan karena anak pungut licik.

Tanpa aba aba Ziel menarik tangan Vallo lalu ia menyembunyikan Papanya itu dibelakang tubuhnya. Padahal mah tetep keliatan orang dia aja cuma 158 cm sedangkan Papanya 185 cm. Yang benar saja_-

"Jangan lihat lihat! Mau gw beli tu mata pake uangnya Kak Atan?!"

"Baby your language," peringat Vallo

FAZIELLOWhere stories live. Discover now