Bab 5

28K 1.7K 37
                                    

HAPPY READING LOVEE


Ziel memakan es kul kul dengan tangannya langsung. Ia melepasi buah dari tusuk karena gigi ngilu saat memakannya.

Jadi ga gunakan maid nusukin buah kalo endingnya gini

Gaven menghampiri Ziel sambil menggelengkan kepalanya. Adek bungsunya ini sudah seperti bayi yang masih belajar makan sendiri.

"Sudah cukup, saatnya mandi," ucap Gaven lalu mengangkat Ziel ke gendongannya.

"Ish Ziel masih mau makan itu," kesal Ziel.

Ia memberontak turun.

Namun percuma saja, tenaga Gaven bukan main main. Akhirnya ia hanya pasrah. Toh sehabis mandi ia bisa makan itu lagi.

"Gevan minta maid membersihkan itu dan juga mengganti karpetnya lalu pergilah mandi!" Gaven pada Gevan.

Gevan pun mengangguk. Ia menyuruh seorang maid membersihkan ruang keluarga lalu pergi ke kamarnya guna untuk membersihkan badannya (mandi) seperti Gaven ucapkan tadi.

Kembali pada Gaven yang sudah memasuki kamar mandinya. Kamar Ziel masih dalam tahap finishing.

"Mau mandi sendiri!"

"Cukup diam, Abang mandikan,"

"Enggak mau, awas!" tolak Ziel sambil menepis tangan Gaven yang hendak melepaskan bajunya.

"Hei tenang, kenapa tadi es kul kul mu belum habis?," Gaven mencoba mengalihkan pembicaraan dan perhatian Ziel agar ia bisa memandikan bayinya tanpa drama drama penolakan.

"Dingin! Ngilu banget gigi Ziel," adu Ziel mulai menghentikan perlawanannya membuat Gaven mulai melepaskan baju Ziel dengan santai.

"Oh ya? Lalu kenapa seluruh badanmu bisa penuh coklat?" tanya Gaven sambil memasukkan Ziel ke bathup yang sudah berisi air hangat.

"Kaya yang Ziel bilang tadi, gigi Ziel ngilu banget buat gigit ya udah deh Ziel cabutin dari tusuknya pake tangan. Eh coklatnya leleh! Jadi kemana mana deh,"

"Enak enggak?"

"Enak bangett! Ziel mau lagi,"

Gaven mulai melancarkan aksinya. Ia menyabuni seluruh permukaan kulit Ziel dengan perlahan.

"Coba Ziel nya diganti Adek gitu,"

"Dih kenapa?" heran Ziel

"Coba dulu nanti kalo Adek mau lagi, Abang buatin es nya,"

"Y-ya, A-adek mau lagi," ucap Ziel malu malu

Gaven terkekeh senang "Goodboy, kapan kapan Abang buatin lagi,"

"Beneran yah? Promise?" ucap Ziel sambil menjulurkan jari kelingkingnya.

"Of course baby," jawab Gaven lalu menautkan kelingking mereka.

"Bang Gevan kamu kasih engga?"

"Kasih kok, tapi dia bilang terlalu manis xixixi," ucap Ziel diakhiri kekehan lucunya. Ia merasa geli sendiri saat mengikuti cara bicara Gevan tadi.

"Dia memang tidak terlalu suka manis namun masih dibatas normal. Jika Papa dan anak sulungnya pasti sudah memuntahkan kembali makanan itu," ucap Gaven panjang lebar.

"Oke selesai," ucap Gaven lalu mengangkat Ziel keluar dari bathup

"Loh? Loh? Kok bisa?" heran Ziel

"Bisalah, kenapa harus ga bisa,"

Gaven menjawab keheranan Ziel sambil membungkus sang Adek dengan handuk yang cukup besar. Hingga tersisa kepalanya saja.

"Ayo pake baju," ucap Gaven bersiap menggendong Ziel.

FAZIELLOWhere stories live. Discover now