2. "Wendy Son"

2.1K 343 126
                                    

[Dari sekarang sampai selanjutnya kalau ada tulisan tebal dan dicetak mirkng itu berarti flashback ya]

*****

Pintu ruang praktek Wendy terbuka, menampakan sosok Yeri dan seorang wanita dengan perut yang agak membuncit.

"Selamat pagi Sooyoung-ah"

"Selamat pagi Sooyoung-ah"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Selamat pagi eonni"

"Hari ini kau sendirian lagi?" tanya Wendy.

"Anii.. Tenang saja" jawab wanita bernama Sooyoung tadi lalu duduk di tempat tidur rumah sakit yang ada di ruangan itu. Wendy pun mendekat ke arah Sooyoung dan mulai memeriksanya.

"Dari pemeriksaanku, bayimu baik-baik saja. Lebih baik pemeriksaan rutinmu ini dikurangi jadi satu bulan dua kali saja" ucap Wendy membuat Sooyoung mengerutkan alisnya.

"Memangnya kenapa, eonni? Aku hanya ingin anak pertamaku ini baik-baik saja. Kau bosan melihatku ya?" Sooyoung memasang wajah sedih sambil mengelus perutnya.

"Bukan begitu. Aku justru lebih khawatir jika kau terlalu sering kesini sendirian. Kau bisa kelelahan. Kalo kandunganmu sudah memasuki usia 6 bulan, barulah kau bisa kesini seminggu dua kali" jelas Wendy dengan senyum lembutnya.

"Aku sebenarnya kesepian eonni. Teman-temanku sibuk dengan keluarganya masing-masing. Aku kesini juga karna ingin mengobrol denganmu" Sooyoung memajukan bibirnya alias cemberut. Wendy tertawa kecil. Seorang wanita hamil memang cenderung manja pada orang-orang terdekatnya. Salah satunya adalah pasiennya ini, Park Sooyoung, yang sudah sangat dekat seperti seorang adik bagi Wendy.

"Kalau begitu, bagaimana jika setiap seminggu sekali aku akan mengunjungimu?" tawar Wendy menenangkan Sooyoung.

"Aku mau, aku mau! Kau harus berjanji, ya?" Sooyoung memeluk Wendy dan tersenyum girang. Wendy tersenyum melihat tingkah Sooyoung. Padahal umurnya sudah 30 tahun tapi kelakuannya seperti remaja 17 tahun.

Perhatian Wendy dan Sooyoung seketika teralihkan ketika mendengar pintu diketuk.

"Yaaa.. Silahkan masuk" ucap Wendy agak kencang. Pintu itu terbuka dan menampakan seorang pria tinggi berwajah datar.

"Bisakah kita pulang sekarang?" Itulah kalimat pertama yang terucap dari mulut pria itu. Tanpa salam dan tanpa nada keramahan.

Wendy menengok ke arah Sooyoung. Jelas sekali pria itu bukan berbicara pada Wendy karna dia tidak mengenal pria itu.

Sooyoung menatap kesal pria itu dan menghela nafasnya kasar.

"Wendy-eonni sepertinya aku harus pulang sekarang. Maafkan aku yaa mengganggu waktumu di luar jam praktekmu. Ingat janjimu, ne? Aku akan menerormu lewat telfon" pamit Sooyoung lalu tertawa kecil.

Touch MeWhere stories live. Discover now