1. "Dokter Wendy?"

3.5K 352 166
                                    

*****

Tetes air hujan terus turun dengan deras dari langit. Begitupun tetes air yang mengalir membasahi pipi seorang wanita berkulit putih pucat. Wanita dengan kemeja hitam yang nampak pas di tubuhnya.

Pandangannya tidak lepas dari tetes air hujan di luar sana walaupun pikirannya entah berkelana kemana. Kepala yang tadinya ia sandarkan ke jendela kaca transparan di sampingnya itu, sekarang ia jauhkan. Secepat mungkin ia menghapus jejak air mata yang keluar dari matanya. Ia juga mendengus kesal karna sadar bahwa ia telah menangis.

"Dokter Wendy?" panggilan dari seorang pria  berperawakan tinggi. Sebut saja Oh Sehun seperti yang tertera pada nametag yang ia kenakan pada jas putihnya.

Wanita yang dipanggil tadi menengok dan memasang senyum lebarnya -seperti biasa-. Untung saja Sehun datang setelah ia sudah menghapus air matanya.

"Tidak usah berlagak kaku seperti itu Sehun-ah" Wendy berusaha seceria mungkin.

"Aku tahu kau habis menangis" ucap Sehun sambil tersenyum juga. Ia duduk di hadapan Wendy dan melepas kacamata yang bertengger di matanya.

Sama seperti Wendy, Sehun juga merupakan seorang dokter. Saat ini mereka sedang berada di kantin rumah sakit tempat mereka bekerja. Selain sebagai rekan kerja, mereka juga bersahabat karna dulu sempat satu sekolah saat SMA.

"Dan kau tahu juga bahwa kau harus melupakan itu" Wendy masih tersenyum sambil melanjutkan kegiatan makannya yang tadi sempat tertunda.

"Ya, ya, ya. Omong-omong, nanti malam kau ikut kan? Seulgi pasti akan membatalkan acaranya ini jika kau tidak datang, Wen" tanya Sehun dengan wajah aegyo yang membuat Wendy memandangnya geli lalu menutup matanya.

"Aiisshhh... Wajahmu itu justru membuatku tidak ingin menuruti permohonanmu itu, Hun" Sehun tertawa melihat ekspresi Wendy yang justru lebih lucu dari aegyo nya. Eskpresi yang ia dan Seulgi sukai.

Siapa itu Seulgi? Ia salah satu sahabat dan teman SMA Wendy juga. Bahkan sekarang Seulgi sudah bertunangan dengan Sehun. Meski Seulgi tidak satu pekerjaan dengan Sehun dan Wendy, mereka tetap sering berkumpul bersama dengan teman-teman mereka yang lain.

"Aku tidak akan memberitahumu aku datang atau tidak. Biar saja nanti aku mengatakannya langsung ke Seulgi. Biarpun kau tunangannya tapi bukan berarti semua yang berhubungan dengan Seulgi harus melaluimu dulu kan. Hahaha" ucap Wendy lagi lalu mulai mengenakan kembali jas dokternya.

"Kau ada jadwal operasi?" tanya Sehun sambil ikut berdiri karna melihat Wendy yang juga berdiri.

Wendy melirik jam di pergelangan tangannya lalu mengangguk, "Iya, lebih tepatnya sekitar 45 menit lagi. Aku pergi dulu ya"

"Baiklah" jawab Sehun pelan karna Wendy sudah pergi bahkan sebelum kalimat yang gadis itu ucapkan selesai tadi.

'Benar katamu, Seul. Wendy menangis lagi tadi'

*****

"Kenapa kau menarikku kesini, Seul?" ucap Wendy melihat wajah serius Seulgi. Seperti yang tadi Sehun bilang, saat ini Wendy sedang mendatangi acara santai yang diadakan Seulgi dan Sehun di penthouse mereka. Acara untuk merayakan pertunangan mereka yang diadakan khusus untuk teman-teman mereka saja. Tapi saat Wendy sedang karaoke bersama yang lain, Seulgi menariknya ke kamar.

"Duduklah disampingku, Wan-ah"

Seulgi memeluk Wendy erat saat gadis itu sudah duduk di sebelahnya.

"Kenapa? Aku paling tidak ingin kau bersedih seperti ini Seulgi. Apalagi kau mulai memanggilku dengan nama itu lagi" Wendy mengelus rambut Seulgi.

"Kau tau kan seberapa besar aku menyayangimu, Wan-ah?" ucap Seulgi yang dibalas Wendy dengan anggukan.

Touch MeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz