Part 4

233 28 3
                                    


Joohyun tidak bisa. Sekeras apapun gadis itu berusaha, hasilnya selalu sama. Gagal. Dan setelah Joohyun gagal untuk kesekian kali-entah berapa kali, Joohyun memutuskan untuk menyerah. Dia tidak bisa mengabaikan dan berhenti untuk memperhatikan keadaan Baekhyun.

Buruk. Hanya itulah kata yang tepat untuk mendeskripsikan keadaan Baekhyun sekarang. Dan itu semua terjadi karena Joohyun. Perasaan bersalah mulai membebani pikirannya. Apalagi dengan Baekhyun yang napasnya mulai naik turun tidak teratur, memar dan goresan luka di tubuhnya, juga...

''Joohyun...,'' Baekhyun memanggil gadis itu lirih. Suaranya begitu pelan, membuat si pemilik nama harus menajamkan indera pendengarannya. ''Bagaimana keadaanmu?''

''Harusnya aku yang bertanya seperti itu!'' Mata Joohyun terbuka lebar, menatap Baekhyun dalam. Meskipun nada bicaranya naik, tapi sebenarnya...

Joohyun khawatir.

''L-loh, Joo ... kenapa?'' Baekhyun seketika kaget begitu gadis di sampingnya itu tiba-tiba menangis. Dapat Baekhyun lihat mata sipit Joohyun yang mulai berair, mengeluarkan tetes demi tetes air. Hanya butuh beberapa detik untuk membuat pipi mulus seorang Bae Joohyun basah.

''I-ini karenaku...'' ujar Joohyun di sela isakannya. Tiap kalimat yang dikeluarkan mulutnya terselip isakan dan tangisan. Napasnya mulai naikturun.

''Kau ini bicara apa?'' Baekhyun tiba-tiba tertawa, membuat Joohyun menghentikan tangisannya, matanya membulat sempurna. Sedangkan Baekhyun masih tertawa, dengan tangannya yang terulur ke samping, menepuk pundak Joohyun dengan lembut.

''Aku baik-baik saja. Terima kasih.''

Terima ... kasih?

''Jangan memberikanku ekspresi aneh itu...,'' tutur Baekhyun. Perlahan tawanya berganti menjadi senyuman yang terus menerus mengembang dengan manisnya. ''Terima kasih, Joohyun. Kau menyadarkanku akan beberapa hal.''

''Beberapa hal?'' Dahi Joohyun perlahan mengerut, ''Apa itu?''

Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya. Dengan hati-hati dia mencoba mengangkat badannya, meluruskan punggungnya yang sedari tadi menempel di tanah.

''Kau akan menyadarinya nanti. Terima kasih.''

''Sial!''

Di samping keadaan hening yang menyelimuti Joohyun dan juga Baekhyun, ada keadaan lain yang menyelimuti kerajaan.

Teriakan dan amarah.

Rasanya kerajaan sudah tidak mengenal lagi yang namanya ketenangan. Semuanya kacau. Apalagi untuk Taehyung. Pikirannya benar-benar kelam sekarang ini. Sedari tadi, yang bisa dia lakukan hanyalah meneriakkan sumpah serapah bagi orang yang entah di mana keberadaannya.

''Kau baik-baik saja, tuan?''

Taehyung menoleh ke belakang. Didapatinya salah satu pelayannya yang tengah membawa nampan berisi anggur dan beberapa buah-buahan di atasnya.

''Apa aku terlihat baik?'' Suara Taehyung meninggi. Matanya menatap sang pelayan penuh amarah-meskipun sebenarnya tidak ada alasan yang tepat baginya untuk memberikan tatapan itu pada sang pelayan tersebut.

''Kau harus menenangkan diri, tuan. Kau terlihat sedikit...,'' Sang pelayan menggantungkan kalimatnya. Dia menghela napas panjang untuk melanjutkan kalimatnya tersebut. ''Kacau.''

Taehyung yang awalnya ingin berteriak dan membentak pelayan tersebut tiba-tiba diam. Memang benar. Dia sendiri sadar akan keadaannya yang terlihat begitu menyedihkan saat ini. Kacau. Semuanya kacau. Termasuk dirinya sendiri.

Struggle PrinceWhere stories live. Discover now