22. Mimpi Buruk

9.1K 334 14
                                    

••• Bismillahirrahmanirrahim •••

Selamat membaca.

••|||••

*****

Sesuai janji Gus Zidan kemarin yang akan membawa istrinya bertemu dengan Abi Hasan. kedua pasutri itu sedang siap-siap tapi ada sedikit permasalahan yang membuat acara siap-siap itu tertunda.

Lihat saja kedua pasutri itu sedang memperdebat kan sesuatu hal yang tidak terlalu penting. Masa masalah handuk salah naruh aja dipermasalahin emang dasar perempuan ya apa apa diperbesar.

"Mas nanti kalo habis mandi itu handuknya jangan di taruh di atas kasur digantung dong kan udah ada tempatnya" kesal Adzkiya pada sang suami.

Kalian suka kesel juga gak sih kalo kaya gitu?

Yang tersangka hanya diam tidak ada satu kata pun keluar dari mulut lelaki itu ketika sang istri memarahinya.

"Kebiasaan kamu mah, kan udah disediain tempat untuk naruh tuh handuk kenapa masih aja ditaruh diatas kasur kan kasurnya jadi basah emang ya laki-laki itu ngga ngerti banget"

"Kamu ngerti ngga sih mas yang aku bilang"

"Iya Humaira saya ngerti"

"Kenapa dari tadi kamu diem aja"

"Saya kalo ngomong selalu salah dimata kamu Humaira" sayangnya ucapan itu hanya mampu Gus Zidan ucapkan dalam hati kalo ia ngomong seperti itu bisa berabe urusannya lebih baik ia cari aman.

"Saya takut salah makanya saya diem"

"Yang emang mas nya salah"

"Iya iya Humaira saya minta maaf gak lagi deh saya naruh handuk sembarangan"

"Awas aja ya mas"

"Iya Humaira udah dong marah-marahnya"

"Siapa yang marah orang cuman kesal aja"

"Memang apa bedanya Humaira marah sama kesal"

"Ya jelas ada bedanya lah dari kata-katanya aja udah beda gimana sih"

"Salah lagi saya ngomong" Gus Zidan merutuki dirinya kenapa harus bertanya seperti itu.

"Udah ya mending kita siap-siap setelah itu kita berangkat" Gus Zidan memegang bahu sang istri untuk ia tuntun duduk ditepi kasur.

Gus Zidan sedang mengganti pakaian didalam kamar mandi sedangkan Adzkiya sedang berhias dimeja rias.

Gus Zidan keluar kamar mandi dan menghampiri sang istri yang sedang berdiri didepan cermin, Gus Zidan memeluk pinggang ramping milik sang istri dan menaruh dagunya dibahu sang istri.

"Cantik banget sih istri siapa ini" ucap Gus Zidan menatap wajah istrinya dari pantulan cermin.

"Ngga tau" ucap Adzkiya judes.

"Masih marah hm" tanya Gus Zidan sambil mencuri kecupan di pipi Adzkiya yang menganggur.

"Cup"

"Apa sih mas cium-cium"

"Ya Allah sayang masa mas nya cium istri sendiri gak boleh"

"Ngga boleh Kiya itu masih marah"

"Katanya kesal bukan marah" dimana Adzkiya langsung melepaskan pelukan sang suami terhadap dirinya dan menatap sang suami dengan tatapan yang mematikan.

Hayo loh Gus, salah lagi kamu Gus, saran saya mending diem aja deh Gus.

'tidak author saya tidak bisa membiarkan kekesalan menyelimuti hati istri saya'

Janji Sakral ZiyaWhere stories live. Discover now