O2. Asumsi Mereka

834 223 78
                                    


"Hari udah pagi. Bangun bangun!!" teriak Yuna yang dikelilingi teman-temannya. Gadis itu mendekat ke arah Jeongwoo, lalu menepuk pundaknya pelan. "Semalam, werewolf berhasil bunuh guardian, yaitu Jeongwoo. Dadah Jeongwoo, lo mati."

Yuna terkikik geli.

"WAH GUE YAKIN NIH PASTI SON DONGPYO WEREWOLF-NYA!!" seru pemuda Park itu, ia menunjuk Dongpyo dengan bar-bar.

Mereka sedang bermain werewolf bersama teman sekelasnya yang lain. Yuna berperan sebagai moderator, Jeongwoo—yang sudah diduga—adalah guardian, Jihan dan Haruto masih hidup dan nggak diketahui apa perannya—kemungkinan villager, Doyoung sudah pasti mendapat peran tidak berguna dan mati di awal permainan—dia nggak jago main ginian. Adapula Dohyon, Seeun, Win, Yoon, Chaein, dan Keumdong yang sudah mati. Sementara yang tersisa hanya empat orang, Haruto, Jihan, Dongpyo, dan Hina.

"BUKAN ANYING! SEKATE-KATE YA LU." Dongpyo membalas sengit.

"Nggak percaya nggak percaya!" bantah Jeongwoo seraya geleng-geleng kepala. "Lo tadi dendam banget mau bunuh gue!"

"Abisnya lo provokator." jawab Dongpyo.

"Ngaca, dobleh." sungut Jeongwoo nggak mau kalah.

"Woo, diem anjing. Lo udah mati masih aja nyerocos." sungut Chaein yang disusul anggukan Doyoung.

"Ngomongnya di kuping gue lagi, babi. Nging nging nging nih sekarang." protes Doyoung.

"Apaan anjing nging nging nging lo kata ambulans?" sungut Jeongwoo.

"WOEEE DIEEEM LO PADA UDAH KOIT, TUTUP MULUTNYA!" pekik Yuna sambil melayangkan pelototan tajam.

Melihat wajah garang Yuna, Doyoung, Jeongwoo, dan Chaein pun bungkam dan tidak berkutik lagi. Mereka mengarahkan pandangannya pada empat pemain yang masih bertahan. Jihan terkekeh geli melihat percek-cokan barusan, dia nggak banyak omong sih, paling ikut-ikut nuduh doang. Nggak sampe tubir dan adu bacot kayak Dongpyo dan Jeongwoo.

"Kalo kata gue Ruto sih." cetus Hina, matanya menyipit.

Ruto yang dituduh tiba-tiba langsung melotot. "Apaan? Gue villager."

"Hina, gue percaya lu orang baik jadi lo ga masuk list di otak gue. Jadi kita beraliansi aja gimane? Tadi pas si Yuna minta werewolf buka mata, gue ngerasa ada gerakan gitu dari arah sini." Dongpyo nunjuk ke sisi kirinya, tepat dimana Jihan duduk.

Merasa akan jadi kambing hitam, Jihan buru-buru menyilangkan tangannya.

"Enggakk ihh gue gatel tadii tuh." Jihan ngasih alasan. "Lo nih nuduh-nuduh mulu, jangan-jangan bener kata Jeongwoo, lo werewolf-nya ya???"

"Iya bener tuh bisa jadi." Haruto ikut nimbrung, menyetujui asumsi Jihan.

"ASTAGA NAGA DRAGON BALL PIKACHU!" Dongpyo teriak sambil meringis. "Bukan, Jeongwoo mah sesat. Dia penyembah alpukat, jangan dipercaya."

"Makin nggak jelas ni anak." sela Jeongwoo.

Namun, belum sempat ia mengeluarkan argumen lagi, Yuna terlebih dahulu menginterupsi.

"Woo, inget, lo udah isdet." peringatnya.

"O asu."

"Ayo cepet waktunya bentar lagi nih." Yuna nunjukkin timer di ponselnya yang tersisa 30 detik lagi.

"Gue Dongpyo deh. Aura-aura ww banget dia." Jihan nunjuk Dongpyo.

"Bener banget Jihan, dia punya aura wewe gombel." timpal Jeongwoo.

"Woo, gue tampol lo ya lama-lama." peringat Yuna.

"Gue Jihan!!!" Dongpyo nunjuk Jihan.

"Gue juga Dongpyo deh." Haruto memberikan suaranya.

A BROKEN PROMISEWhere stories live. Discover now